Selasa, 27 Mei 2014

Indonesia


Kamis, 15 Mei 2014

RADIO REDEFINITION




Radio: “Transmisi siaran melalui Udara (Broadcast) dalam bentuk suara atau bunyi dan Jaringan (Network) melalui internet dalam bentuk suara, teks, gambar dan video”. (Menurut Penelitian Harliantara  Harley Prayudha dalam Disertasi “Integrasi  Radio Media Konvensional Dan Internet”, tahun 2014)



Jumat, 02 Mei 2014

MENDAMPINGI EDP RADIO BCS BANDUNG DI KPID JAWA BARAT


Kamis, 01 Mei 2014

Terpaan Iklan Radio Terhadap Minat Khalayak


Perebutan khalayak radio di jalur FM agaknya semakin seru, tuntutan masyarakat sudah berada ditingkat pemahaman, bahwa karir para praktisi penyiaran adalah denyut nadi kaum profesional dan para praktisi penyiaran yang piawai. Tidak masalah apakah itu produk dari universitas,akademi atau karena pelatihan profesional. Yang jelas dunia penyiaran memang perlu : (1) keahlian profesional; (2) kapasitas intelektual; (3) kewajiban moral ; (4) tanggung jawab profesional. Sebagai bagian dari proses historis dari penyiaran media dan dunia pemikirannya dalam masyarakat pasca modern. Jean Francois Lyotard menyebut sebagai masyarakat komputerisasi” atau James Martin (1978) dulu sudah membahas secara komprehensif tentang Telematic Society. Sebagai pembangun kultur dan pembentuk opini publik radio bersama media massa yang lain semakin tepat menyandang predikat Perkembangan radio siaran di Indonesia, didahului oleh kuatnya posisi siaran sebagai  media hiburan. Karena tuntutan publik, terjadi reposisi radio siaran di negeri ini, bukan hanya sebagai media hiburan, tetapi juga media informasi, media pembentuk dan menyalur opini publik, media pendidikan dan media bisnis.  Saat krisis di tahun 1998 bukan hanya daya beli yang jatuh, namun biaya produksipun meningkat dengan sangat tajam, akibat komponen bahan baku yang diimpor dalam komposisi produk nasional sangat tinggi, akibatnya penjualan anjlok. Di tahun 2000  kegiatan periklanan meningkat, harga iklan yang selama ini tertekan mulai naik terutama di media cetak dan elektronik. Inflasi media meningkat lebih pesat dibandingkan peningkatan anggaran periklanan. Selain terdapat  tanda  -  tanda   adanya  “communication  clutter" disejumlah media besar karena setiap iklan mendapat persaingan yang lebih kuat dari produk kompetitor. krisis ekonomi juga memberi hikmah dalam bentuk konsumen menjadi lebih cerdik, berhati-hati dan tidak boros. Produsen membaca hal ini dan kemudian berupaya merayu konsumen agar tetap setia malah beralih dari produk kompetitor ke produk-produknya. Konsumen terpenting dari media radio adalah khalayak dan pengiklan. Radio harus berorientasi kepada khalayak agar tidak berpindah ke station lain. Iklan kemudian mengikuti sesuai spesifikasinya yang cocok, Iklan merupakan salah satu instrumen pemasaran modern yang aktifitasnya didasarkan pada konsep komunikasi. Karena merupakan bentuk komunikasi maka keberhasilannya dalam mendukung program pemasaran merupakan pencerminan dari keberhasilan komunikasi. alam konteks periklanan radio dinobatkan sebagai media instrusif. Radio diibaratkan seperti penyelundup  yang datangnya sulit ditahan, tahu-tahu suaranya sudah bergaung di ruang pendengar. Peneliti periklanan  David W. Finn di tahun 1984 membandingkan koran dengan radio, katanya: “Media cetak merupakan medium pasif, konsumennya yang aktif“. Maksudnya, konsumen  media   cetak   sangat   berkuasa   melakukan  seleksi  halaman  yang dilewati isi yang diminati. Karena halaman tersebut dilewati, berarti iklan yang tercetak dihalaman itu otomatis juga terlewatkan. Radio juga punya kemungkinan dilewati khalayaknya, tetapi peluangnya lebih kecil dibandingkan media cetak“.  Penelitian Moris Holbrook juga paralel dengan teori intrusive. Disebutkan bahwa karakter alamiah radio sangat efektif mempengaruhi konsumen yang pasif. Polanya sama dengan informasi verbal yang sekali saja ia dengar, maka kehadirannya tidak dapat ditolak, begitu juga dengan siaran radio,pendengar tidak punya pilihan kecuali mendengarkan. Peluang seperti inilah yang membuat iklan diradio lebih mampu menerobos pertahanan pola seleksi informasi yang dipunyai pendengar. Pemikiran yang berorientasi pasar merupakan kebutuhan yang tidak dapat dihindari memasuki era milenium ketiga ini. Era ini diyakini pula sebagai era ketidak pastian tinggi bersamaan dengan munculnya fase pertumbuhan yang makin tidak menentu. Salah satu penyebabnya adalah tingginya tingkat persaingan didunia bisnis baik lokal, maupun global.  Fenomena tersebut secara nyata dapat disaksikan setiap hari yaitu semakin gencarnya perusahaan- perusahaan memasarkan produk melalui iklan diberbagai media massa. Iklan merupakan salah satu instrumen pemasaran modern yang aktifitasnya didasarkan pada konsepsi komunikasi karena merupakan komunikasi maka keberhasilan dalam mendukung program pemasaran merupakan pencerminan dari keberhasilan komunikasi. Terdapat tiga hal yang harus diperhatikan agar komunikasi efektif dan mencapai sasaran yaitu : pengaruh iklan terhadap perubahan perilaku pembelian, proses komunikasi dan pengambilan keputusan yang mempengaruhi perilaku, serta target pendengarnya. Iklan media elektronik radio menjadi alternatif pilihan yang menarik, disamping jangkauannya luas, juga ada unsur hiburan sangat mendukung pembentukan persepsi konsumen terhadap suatu produk, yang pada gilirannya dapat mengarah pada tindakan pertukaran guna memuaskan berbagai pihak yang terlibat dalam aktifitas pemasaran.   Bagi sebagian besar perusahaan iklan menjadi suatu pilihan yang menarik disamping sebagai sumber informasi iklan juga dipandang sebagai media hiburan dan media komunikasi yang efektif terutama jika disiarkan diradio. Implikasi secara umum dapat dikatakan bahwa perhatian produsen terhadap pasar dan konsumen tumbuh sangat cepat. Ini berarti iklan telah berfungsi sebagai ujung tombak perusahaan dalam menembus pasar yang semakin ketat.   Namun meskipun iklan menjadi pilihan yang menarik bagi perusahaan, iklan bukanlah satu-satunya elemen penentu yang mampu meningkatkan penjualan karenanya iklan harus dirancang sedemikian rupa dengan pertimbangan yang matang agar tujuan yang hendak dicapai melalui iklan dapat efektif. Agar suatu pesan iklan menjadi efektif, proses pengiriman pesan harus berhubungan dengan proses penerimaan sipenerima untuk itu komunikator harus merancang pesan yang menarik perhatian sasarannya. Apa yang dicari dan didengar orang di radio? Jawabana umumnya: musik. Kenyataannya, itu bukanlah jawaban tunggal. Minat khalayak sangat beragam. Sesuai kodrat saat radio lahir, orang juga ingin memperoleh informasi dari radio. Bahkan, saat asyik mendengarkan musik, tiba-tiba diinterupsi oleh informasi dengan pesan iklan, hal ini menjelaskan  bahwa radio mampu melakukan banyak hal untuk khalayaknya. Perancangan dan pelaksanaan program komunikasi melalui keselarasan pesan yang ingin disampaikan dengan kekuatan jenis medium radio, harus mengacu kepada sasaran khalayak yang ingin diraih serta berlandaskan pada tujuan komunikasi, perupakan tolok ukur kesaktian radio untuk membujuk atau mempengaruhi khalayDari hasil  penelitian penulis dapat disimpulkan bahwa perencanaan suatu komunikasi yang efektif perlu mempertimbangkan kebutuhan dan keinginan dari penerima pesan. Komunikasi tersebut hendaknya memberikan kepada penerima motif atau intensif untuk bertindak. Disamping itu, komunikasi seharusnya menguraikan secara akurat rangkaian tindakan apa yang diharapkan diikuti oleh khalayak penerima pesan. Itu sebabnya mereka yang berkecimpung dibidang promosi dan pemasaran, sebaiknya memahami konsep produk, merek dan periklanan. Dengan pemahaman ini akan mampu membuat usulan dengan suatu nilai tambah bagi produk tertentu yang sedang melakukan kampanye periklanan.Sebagaimana pendapat dari ahli yang telah melakukan riset tentang iklan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan , yakni menurut John S. Coulson (Kasali , 1992 : 172): 1).  Tidak ada satu alat pengukuran apapun yang mampu memberikan evaluasi yang komplit mengenai iklan. Sebab iklan merupakan sesuatu yang rumit serta memiliki tujuan dan sandaran yang beragam, 2). Elemen kunci yang mempengaruhi sukses iklan adalah khalayak sasaran. Sebab, ada khalayak yang mudah dan ada yang sulit menerima pesan iklan. Umumnya wanita termasuk khalayak sasaran yang lebih mudah menerima pesan disbanding dengan pria, golongan usia dewasa lebih mudah disbanding kaum remaja dan golongan anak-anak lebih mudah menerima disbanding dengan remaja. 3).  Aturan dasar yang mendukung kesuksesan iklan adalah sejauhmana suatu produk akrab dimata atau telinga khalayak sasaran. Kadang-kadang sebuah produk yang diluncurkan ke ajang kompetisi belum dikenal sama sekali oleh khalayak sasaran. Oleh karena itu, sebuah produk sebaiknya bukan saja berlaku sebagai tambahan pada iklan tetapi merupakan bagian organik daripadanya, 4). Kemampuan produsen mengingatkan khalayak sasarannya akan produk yang diiklankan lebih baik nilainya apabila dibandingkan dengan angka penjualan yang diraihnya. Sebab, daya ingat merupakan pengukur efisien. Hal ini sangat penting untuk menunjukkan kekuatan produk, dan bukan sekedar menonjolkan efektifitasnya, 5). Bentuk iklan yang efektif harus memberikan informasi yang relevan dan baru bagi khalayak sasarannya. Sebab, bila diremehkan oleh khalayak, secara otomatis iklan tersebut sudah gagal, 6)  Iklan hendaknya mudah dan jelas bagi khalayak sasarannya, 7). Jangan melakukan kesalahan dengan mencoba memunculkan terlalu banyak ide. Menyampaikan dua ide jelas lebih sulit dibandingkan satu ide, begitu pula bagi yang menerima, bila terlalu banyak ide khalayak sasaran akan repot dan lebih baik bagi dia melupakan pesan iklan itu, 8). Iklan yang dapat dipercaya tidak terlalu penting bagi khalayak sasaran. Bagi mereka, yang paling penting adalah harga yang murah. Meskipun begitu, kemungkinan tuntutan akan standar mutu produk tetap ada, 9).  Model iklan yang menarik dan popular bisa menambah kepercayaan akan produk, yang pada akhirnya mampu‘ memaksa’ khalayak sasaran membeli, 10). Model iklan yang dipakai harus sesuai dengan produk yang diiklankan, 9). Penambahan thema lagu atau musik pada iklan dapat membuat iklan mudah diingat oleh khalayak sasaran. Bahkan musik juga bisa mengembangkan sikap produk, dalam hal ini sikap pembeli.  Penelitian lainnya tentang riset kebutuhan dan keinginan khalayak pendengar radio, yang dilakukan oleh  ENCIETY, riset , consulting and training, disebutkan bahwa  perilaku khalayak yang semakin “ SMART “ , adanya perubahan taraf hidup dan gaya hidup telah memberikan indikasi bagi terjadinya berbagai pergeseran perilaku konsumsi masyarakat kota metropolitan.  Minat khalayak radio dalam mendengarkan iklan akan sangat dipengaruhi oleh elemen iklan serta intensitas penyiaran iklan tersebut. Hasil analisa data dalam penelitian ini menunjukkan bahwa elemen iklan dan intensitas iklan yang disiarkan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap minat mendengar produk yang diiklankan.  Elemen iklan memiliki hubungan yang kuat terhadap minat khalayak dari pada intensitas iklan yang ditayangkan, hal ini dapat dilihat dari  nilai  korelasi antara Elemen Iklan dan Minat Khalayak yang lebih tinggi dari Intensitas penyiaran Iklan dan Minat Khalayak.  Secara statistik, setiap perbaikan atau peningkatan kualitas Elemen Iklan Radio (Gaya penyampaian pesan, Struktur Pesan , dan Penyampai pesan), maka Minat Khalayak akan meningkat 0.125 kali dengan asumsi kondisi lainnya konstan atau tidak dilakukan perubahan. Dan dengan kondisi yang sama pula, setiap peningkatan Intensitas Penyiaran Iklan Radio (Frekuensi dan Durasi)  akan menyebabkan terjadinya penurunan Minat Khalayak 0.0512 kali. Hal ini sepertinya kontradiktif, karena terjadi penurunan Minat Khalayak ketika Intensitas Penyiaran Iklan Radio ditingkatkan. Namun hal ini mungkin terjadi karena dari survey di lapangan menunjukkan bahwa khalayak lebih senang atau tertarik mendengarkan iklan radio yang mempunyai kualitas yang baik dan iklan radio yang berkualitas tercipta jika Elemen Iklan Radio sangat diperhatikan dalam pembuatannya. Dan masyarakat atau khalayak lebih cenderung bersikap kurang senang terhadap Intensitas Penyiaran Iklan Radio yang cukup tinggi, apalagi iklan yang diputar adalah iklan yang kurang bermutu.  Penurunan Minat Khalayak karena peningkatan Intensitas Penyiaran Iklan Radio belum tentu dibenarkan, kecuali anggapan bahwa iklan yang disiarkan dengan Intensitas Penyiaran yang semakin meningkat adalah iklan yang kurang berkualitas. Sehingga secara garis besar dapat dikatakan bahwa Minat Khalayak sebenarnya sangat terpengaruh oleh iklan radio yang berkualitas dan mempunyai intensitas penyiaran yang tinggi, karena iklan yang menarik akan sangat disukai oleh khalayak.Dari uraian diatas, maka dapat ungkapkan khususnya bagi pemasar (Pemasang iklan /Biro Iklan), terutama dalam merancang atau memproduksi sebuah iklan radio sebaiknya menimbulkan daya tarik rasional agar mendapat perhatian dari khalayak, yang selanjutnya khalayak akan memproses pesan iklan tersebut. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan : 1). Elemen Iklan (Message Style): a) Tampilkan  sesuatu  yang  baru  dari  sisi manfaat  dan keunggulan produk sekaligus menampilkan argumen yang masuk akal / daya tarik faktual b).   Tampilkan humor sebagai daya tarik emosional. Dengan humor dapat membuat khalayak memperoleh mood positif. Karena ketika mood positif muncul maka probabilitas penerimaan pesan secara baik akan lebih besar peluangnya. c).   Tampilkan musik yang akan menimbulkan kharisma, wibawa dan kesan tersendiri bagi produk yang diiklankan. Harapannya bahwa dengan jenis musik / jingle akan pengidentifikasian produk akan lebih baik (termasuk penggunaan efek-efek bunyi lainnya yang sesuai dengan pesan iklan), d).   Gunakan slogan-slogan yang berfungsi sebagai penguat daya ingat dan daya tarik produk. Tujuannya untuk khalayak berfantasi mencerna slogan yang mudah diingat itu. 2).  Elemen Iklan (Message Structure) Berkaitan dengan struktur pesan, dalam perencanaan pesan iklan bisa menampilkan : a).  Potongan kehidupan dalam bentuk kegiatan-kegiatan sehari-hari yang sering dilakukan khalayak, misalnya iklan yang menampilkan kegiatan ibu-ibu mencuci pakaian. Pada tampilan iklan ini bisa juga disampaikan solusi yang paling tepat untuk menyelesaikan masalah mencuci pakaian kotor, b). Teknik lain yang hampir sama digunakan untuk menyelesaikan masalah yang sering dihadapi konsumen yaitu demonstrasi. Pesan iklan yang ditampilkan menggambarkan kemampuan produk secara instrumental mampu menyelesaikan masalah, c). Struktur pesan lainnya adalah dengan format wawancara. Suatu variasi penampilan wawancara bisa dibumbui dengan humor untuk menggugah minat mendengarkan keseluruhan wawancara, atau tampilkan wawancara dengan pelanggan secara spontan, misalnya seorang juru bicara produk diselingi dengan wawancara bersama pelanggan, d).a.       Juga bisa ditampilkan pesan iklan dengan bicara penyiar (adlib). Iklan naskah kering ini maksudnya menonjolkan kekuatan suara penyiar untuk mempengaruhi khalayak dengan kekuatan personalnya.   3).     Elemen Iklan lainnya adalah Voice over / voice dubber (penyiar atau presenter pengisi suara). Dengan kekuatan cara penyampaian akan menggugah minat khalayak melalui sentuhan nurani suara penyiar dalam pengucapan pesan untuk disampaikan kepada khalayak. Dalam hal ini sesuai tuntutan pesan iklan yang ingin disampaikan. 4).Intensitas Penyiaran Iklan,  a). Memperhatikan  Intensitas   penyiaran.  Intensitas   penyiaran   iklan   adalah   pengulangan paparan sebuah iklan yang disiarkan. Sekalipun Pengulangan siaran iklan di radio merupakan awal awal informasi tersebut tercangkok dalam memori otak, yang dalam jangka panjang akan menjadi bagian permanen dari dasar-dasar pengetahuan umum seseorang, tetapi pembuat iklan tetap harus hati- hati dalam mendesain materi iklan radio, karena khalayak lebih cenderung bersikap kurang senang terhadap Intensitas Penyiaran Iklan Radio yang cukup tinggi.  Sekalipun kelebihan penyiaran iklan diradio diibaratkan seperti penyelundup yang datangnya sulit ditahan, tahu-tahu suaranya sudah bergaung di ruang pendengar, pengaruhi khalayak agar tetap tertarik untuk mendengarkan iklan  yang datang secara tiba-tiba saat khalayakr asyik menikmati program acara radio / musik dengan iklan yang bermutu dan berkualitas. b). Intensitas tayangan iklan radio juga mengandung arti durasi atau lamanya iklan disiarkan. Durasi terlalu lama iklan disiarkan bisa berefek negatif, yakni tidak menimbulkan minat atau tidak didengar oleh khalayak radio.  Jadi supaya iklan tetap didengar maka perencanaan pembuatan iklan radio perlu dikaji lebih dalam tentang elemen-elemen iklan untuk menghasilkan sebuah produksi iklan radio yang baik dan diminati oleh khalayak.
 
Karena masalah iklan radio  ini sangat kompleks, maka penulis menyadari tidak menutup kemungkinan akan terjadi bias-bias atau kelemahan-kelemahan penelitian pengaruh terpaan iklan terhadap minat khalayak ini  masih dapat dikembangkan lebih jauh lagi . Sangat akan menarik jika diteliti dari minat khalayak yang berkaitan dengan gender. Apakah laki-laki atau perempuan yang  mempunyai minat tinggi terhadap iklan radio ini. Atau boleh jadi perilaku dan sikap yang lebih detail terhadap iklan radio ini.




AKTIVITAS HARLIANTARA HARLEY PRAYUDHA