Rabu, 29 Oktober 2014

Negotiation Skills Training - PHRI Jawa Barat, 28 Oktober 2014


Minggu, 05 Oktober 2014

KHALAYAK TETAP LOYAL MENDENGARKAN SIARAN RADIO

Penyiaran radio adalah media yang terus berkembang. Sepanjang abad terakhir ini penyiaran radio telah menyesuaikan perubahan budaya dan teknologi untuk tetap menjadi media yang populer dan khas meskipun media yang lain terus tumbuh. Lingkungan penyiaran radio konvensional saat ini memerlukan pengelolaan yang lebih profesional dan kreatif untuk tetap bisa mempertahankan eksistensinya. Di era persaingan media yang semakin sengit, siaran radio masih bisa dibanggakan dan tetap menjadi media yang efektif bagi pemasang iklan. Media radio yang pernah Berjaya di era keemasan pada tahun 70-80 an, hingga kini di masih tetap  memiliki khalayak setia yang mendengarkan radio. Dari hasil penelitian Wave 2 AC Nielsen 2014 di 11 kota besar di Indonesia, kota Solo menduduki peringkat pertama memiliki khalayak yang setia dengan meluangkan waktunya mendengarkan radio atau Time Spent Listening (TSL)  rata-rata 2 jam 36 menit setiap harinya, baru disusul oleh kota Jakarta 2 jam 35 menit. Kota lain dibawahnya namun diatas 2 jam mendengar radio adalah Denpasar, Medan, Palembang, Surabaya, Semarang dan Yogyakarta. Sedangkan Bandung hanya 1 jam 55 menit serta Makassar 1 Jam 29 menit. Posisi terendah khalayak mendengarkan radio adalah di kota Banjarmasin yang hanya mendengar 54 menit setiap harinya.

Waktu mendengar siaran radio khalayak di seluruh tempat di Indonesia tetap dinamis, cenderung meningkat pada pukul 7 hingga 9.30, kemudian setelah itu cenderung menurun dan meningkatkan lagi pada pukul 2 siang, kemudian menurun lagi dan meningkat lagi antara pukul 21 hingga 23 malam. Khalayak mendengarkan siaran radio jumlah yang paling tinggi tetap dari rumah disusul di mobil dan kemudian di tempat kerja. Tidaklah mengherankan hampir rata-rata lembaga penyiaran radio di Indonesia yang memutar lagu-lagu dangdut dan Indonesia masih mendominasi raihan pendengar yang sangat tinggi, hal ini disebabkan segmentasi pendengar siaran radio masih didominasi oleh segmen pendengar kelas menengah ke bawah. Namun demikian esensi radio sebagai media informasi menjadi kebutuhan bagi semua lapisan masyarakat dan untuk kepentingan umum menjadi hal penting yang harus di pertimbangkan secara komprehensif oleh pengelola radio. Media radio tetap harus menanamkan perilaku dan aktivitas dalam masyarakat, yang menjadi catatan penting di sini bahwa penyiaran radio tidak bisa melarikan diri dari kehidupan manusia. Media radio menembus eksistensi manusia dan tidak bisa dihindari. Penyiaran Radio akan selalu hadir dalam kehidupan manusia. Media radio ini akan mengubah masyarakat salah satunya adalah melalui program-program radio yang disiarkan secara kreatif sesuai keinginan dan kebutuhan masyarakat. Media radio sangat tergantung pada masyarakat untuk interaksi dan terjadinya evolusi. (@2014, Harliantara Harley Prayudha)