Penyiaran
radio adalah media yang terus berkembang. Sepanjang abad terakhir ini penyiaran radio telah menyesuaikan perubahan budaya dan teknologi untuk tetap
menjadi media yang populer dan khas meskipun media yang lain terus tumbuh. Lingkungan penyiaran radio konvensional saat ini memerlukan pengelolaan
yang lebih profesional dan kreatif untuk tetap bisa mempertahankan
eksistensinya. Di era persaingan media yang semakin sengit, siaran
radio masih bisa dibanggakan dan tetap menjadi media yang efektif bagi pemasang
iklan. Media radio yang pernah Berjaya di era keemasan pada tahun 70-80 an, hingga kini di masih tetap memiliki khalayak setia yang mendengarkan radio. Dari hasil
penelitian Wave 2 AC Nielsen 2014 di 11 kota besar di Indonesia, kota Solo menduduki
peringkat pertama memiliki khalayak yang setia dengan meluangkan waktunya
mendengarkan radio atau Time Spent
Listening (TSL) rata-rata 2 jam 36
menit setiap harinya, baru disusul oleh kota Jakarta 2 jam 35 menit. Kota lain
dibawahnya namun diatas 2 jam mendengar radio adalah Denpasar, Medan,
Palembang, Surabaya, Semarang dan Yogyakarta. Sedangkan Bandung hanya 1 jam 55
menit serta Makassar 1 Jam 29 menit. Posisi terendah khalayak mendengarkan
radio adalah di kota Banjarmasin yang hanya mendengar 54 menit setiap harinya.
Waktu mendengar siaran radio khalayak di seluruh
tempat di Indonesia tetap dinamis, cenderung meningkat pada pukul 7 hingga
9.30, kemudian setelah itu cenderung menurun dan meningkatkan lagi pada pukul 2
siang, kemudian menurun lagi dan meningkat lagi antara pukul 21 hingga 23
malam. Khalayak mendengarkan siaran radio jumlah yang paling tinggi tetap dari
rumah disusul di mobil dan kemudian di tempat kerja. Tidaklah mengherankan
hampir rata-rata lembaga penyiaran radio di Indonesia yang memutar lagu-lagu
dangdut dan Indonesia masih mendominasi raihan pendengar yang sangat tinggi,
hal ini disebabkan segmentasi pendengar siaran radio masih didominasi oleh
segmen pendengar kelas menengah ke bawah. Namun demikian esensi
radio sebagai media informasi menjadi kebutuhan bagi semua lapisan masyarakat
dan untuk kepentingan umum menjadi hal penting yang harus di pertimbangkan
secara komprehensif oleh pengelola radio. Media radio tetap harus menanamkan perilaku dan aktivitas dalam masyarakat, yang menjadi catatan penting di sini bahwa
penyiaran radio tidak bisa melarikan diri dari kehidupan manusia. Media radio
menembus eksistensi manusia dan tidak bisa dihindari. Penyiaran
Radio akan selalu hadir dalam kehidupan manusia. Media radio ini akan mengubah masyarakat salah satunya adalah melalui program-program radio yang disiarkan secara kreatif sesuai keinginan dan kebutuhan masyarakat. Media radio sangat tergantung pada masyarakat untuk interaksi dan terjadinya evolusi. (@2014, Harliantara Harley Prayudha)