Minggu, 17 Desember 2017

REKAM JEJAK 2017 - Dr HARLIANTARA, Drs , M Si

TOT SERVICE EXCELLENT BALAI KERAMIK BANDUNG





Kamis, 14 Desember 2017

RADIO DAN DARURAT BENCANA - Koran Harian Jogya, 14 Desember 2017


Rabu, 13 Desember 2017

IKATAN ALUMNI DOKTOR ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS PADJADJARAN



Bersama Prof. Deddy Mulyana


Bersama Prof. Alo Liliweri


Bersama Prof. Mien S. Hidayat


Bersama Teman-Teman Para Doktor Angkatan 2010

Minggu, 19 November 2017

KOMUNIKASI PASAR ATASI SEPI PEMBELI

"Komunikasi Pasar Atasi Sepi Pembeli"

Oleh : Harliantara *)

Kondisi pusat perbelanjaan ritel atau mall yang sepi pembeli ternyata juga dialami oleh kios-kios di pasar tradisional. Turunnya daya beli masyarakat memukul para pedagang di pasar tradisional. Pedagang mengeluhkan sepi pembeli sejak satu tahun terakhir. Banyak yang bingung dan sedih melihat satu persatu ritel besar tutup. Mulai dari 7-Eleven hingga Lotus dan Debenhams semua ditutup. Muncul kecemasan para karyawan hingga jeritan pengusaha. Bermacam cara dilakukan oleh pedagang untuk menggaet pembeli. Mulai dari menurunkan harga hingga meningkatkan pelayanan. Keberadaan toko daring atau online sebaiknya diantisipasi dengan strategi dan inovasi yang bisa berikan nilai tambah dan kenyamanan berbelanja di pasar tradisional dan mall. Salah satu agenda penting kepala daerah adalah menggerakan inovasi dan aktif berkomunikasi untuk atasi kompleksitas persoalan sepinya pembeli. Atasi permasalahan tidak cukup dengan membangun infrastruktur perdagangan dan mengucurkan skema pinjaman modal usaha. Kompleksitas persoalan kelesuan ekonomi daerah bisa diselesaikan secara mendasar dengan kapasitas inovasi dan gaya komunikasi dengan warganya. Daya persuasif sangat diperlukan oleh kepala daerah untuk gairahkan perekonomian. Saatnya kepala daerah mengembangkan pasar tradisional dengan berbasis komunikasi massa. Bentuk komunikasi bisa berupa pembuatan mural, pameran produk, industri kreatif dan kerajiann, serta lewat komunikasi media elektronik (radio dan TV) dan media sosial. Pada prinsipnya, konsep komunikasi massa untuk pasar tradisional adalah "journey to happiness". Bentuk komunikasi, baik visual maupun verbal lewat karya seni maupun konten siaran diharapkan mampu menjadi ruang yang mendatangkan kebahagiaan dan ada kepastian produk. Selain itu kebahagiaan itu bisa dirasakan para pedagang yang tengah berbisnis di lokasi tersebut. Karya mural di pasar tradisional adalah kolaborasi yang melibatkan seniman dan akademisi yang sangat peduli untuk membangkitkan ekonomi kerakyatan. Kolaborasi untuk kembangkan pasar tradisional sebaiknya juga melibatkan praktisi penyiaran. Sehingga segala komoditas perdagangan hingga fluktuasi harga-harga bisa disiarkan secara terus menerus. Masih terngiang di telinga kita siaran RRI tempo dulu yang melaporkan harga-harga kebutuhan pokok dibeberapa pasar. Siaran tersebut terdengar khas dan sangat komunikatif dikalangan rakyat. Tentunya kemajuan TIK dan perkembangan platform media sosial pada saat ini bisa dijadikan wahana komunikasi massa untuk kembangkan pasar tradisional. Kepala daerah diharapkan segera membenahi pasar-pasar tradisional yang blok atau kiosnya dalam kondisi sepi bahkan mati. Kematian kios pasar tradisional disebabkan oleh tidak adanya pengaturan kluster perdagangan yang baik. Akibatnya terjadi degradasi suatu produk dan sepinya promosi dan lemahnya komunikasi publik. Mestinya pasar tradisional ditransformasikan menjadi sentra ekonomi kerakyatan dengan mengedepankan promosi yang berbasis komunikasi massa. Untuk memperkuat positioning pasar tradisional menjadi destinasi wisata dibutuhkan promosi dan komunikasi yang efektif antara lain lewat acara kebudayaan. Untuk itu perlu lembaga yang berperan semacam Empowering Throught Community History (ETCH) yang mengusung pendekatan komunitas. Apalagi pasar tradisional diberbagai daerah memiliki sejarah yang unik terkait dengan sejarah perkembangan kota tersebut. Perlu pameran yang berbasis kebudayaan yang menekankan industri kreatif dan mengutamakan produk lokal. Serta mengembalikan kodrat pameran yang tidak hanya pameran dagang semata, tapi lebih menekankan pada aspek kebudayaan dan pengembangan industri kreatif. Mengembangkan pasar tradisional berbasis komunikasi massa searah dengan Program Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan yang bertajuk Gerakan Masyarakat Usaha Berbasis Budaya disingkat Gema Berbudaya. Merupakan gerakan untuk membangun usaha rakyat berbasis produk budaya sehingga memiliki daya saing sekaligus membangun karakter unggul. Ada dua aspek yang bisa mempercepat gerakan tersebut, yakni pelibatan UMKM secara tepat dan adanya platform customer demands more dalam berusaha. Yakni platform untuk mengakomodasi prilaku customer pada saat ini yang lebih demanding. Karena pada era sekarang ini customer terus mencari informasi dan menjadikan pengalaman yang lain untuk referensi tentang produk dan jasa. Perilaku diatas akibat customer journey yang diperkuat konvergensi teknologi informasi dan komunikasi. Khususnya sosial media. Gema Berbudaya bisa mentransformasikan para pengusaha berbasis budaya tidak sekedar mampu memproduksi produk yang layak di festivalkan. Tetapi produk tersebut juga mampu melahirkan nilai-nilai yang mengandung unsur human spirit. Para pakar komunikasi perlu merumuskan strategi dan sistem konektivitas yang mampu mengatasi mutu, keragaman, dan kreativitas usaha berbasis budaya. Tolok ukur keberhasilan konektivitas nasional tidak sekedar dibangunnya sarana TIK. Tolok ukur keberhasilan harus lebih esensial yakni terkait proses kreatif dan daya inovatif dari entitas usaha berbasis usaha tradisional dan kebudayaan lokal. Presiden Joko Widodo meminta agar inovasi layanan publik dan pasar komoditas harus mendapat perhatian kepala daerah. Seperti layanan informasi harga komoditas pertanian dan layanan publik lainnya. Saatnya membenahi manajemen inovasi daerah agar lebih efektif dan bisa diakses seluas-luasnya oleh publik. Manajemen inovasi merupakan disiplin yang berkaitan dengan pengelolaan inovasi dalam proses produk dan pelayanan, organisasi, hingga pelanggan dan pasar. Manajemen inovasi memungkinkan semua pihak dalam organisasi untuk bekerja sama dengan pemahaman yang sama tentang proses dan sasaran strategis. Target dan tujuan manajemen inovasi adalah memungkinkan organisasi untuk merespon berbagai peluang dan menggunakan upaya kreatif untuk memperkenalkan ide-ide, proses, atau produk serta layanan baru. Gema Berbudaya bisa mentransformasikan para pengusaha berbasis budaya tidak sekedar mampu memproduksi produk yang layak di festivalkan. Tetapi produk tersebut juga mampu melahirkan nilai-nilai yang mengandung unsur human spirit. Salah satu contohnya adalah produk kerajinan keramik yang dikawinkan atau digabung dengan proses membatik. Melukis batik dengan media keramik tentunya punya keunikan dan nilai tambah tersendiri. Para ahli komunikasi perlu rumuskan strategi dan sistem konektivitas yang mampu atasi mutu, keragaman, dan kreativitas usaha berbasis budaya. Tolok ukur keberhasilan konektivitas nasional tidak sekedar dibangunnya sarana teknologi informasi. Tolok ukur keberhasilan harus lebih esensial yakni terkait proses kreatif dari entitas usaha berbasis usaha tradisional dan kebudayaan lokal. Dalam teori pengembangan ekonomi kreatif, bermacam portofolio usaha berbasis budaya memerlukan transformasi kearah kolaborasi kreasi. Metode itu menciptakan produk melalui kolaborasi perusahaan, konsumen, pemasok, dan mitra distribusi yang semuanya saling terhubung secara efektif.

*) Kaprodi Magister Ilmu Komunikasi Unitomo Surabaya. Fasilitator Komunikasi Encourage Training Centre   Bandung.

Rabu, 01 November 2017

HARLINO NANDHA PRAYUDHA (GSS 2017) - ATTEND COY 13 & COP 23 IN BONN GERMANY

Harlino Nandha Prayudha (MAHASISWA FAKULTAS PERTANIAN UNPAD BANDUNG)  menghadiri CONFERENCE OF YOUTH di Bonn, Jerman.  Sebuah perjuangan yang membanggakan yaitu  mahasiswa dari Indonesia yang lulus seleksi dan terpilih dari  sekitar 3000-an lebih pelamar di seluruh dunia. Konferensi dan berbagai kegiatan dilaksanakan dari tanggal 1 hingga 21 November 2017 yang difasilitasi oleh The United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC).