"Komunikasi
Pasar Atasi Sepi Pembeli"
Oleh :
Harliantara *)
Kondisi pusat
perbelanjaan ritel atau mall yang sepi pembeli ternyata juga dialami oleh
kios-kios di pasar tradisional. Turunnya daya beli masyarakat memukul para
pedagang di pasar tradisional. Pedagang mengeluhkan sepi pembeli sejak satu
tahun terakhir. Banyak yang bingung dan sedih melihat satu persatu ritel besar
tutup. Mulai dari 7-Eleven hingga Lotus dan Debenhams semua ditutup. Muncul
kecemasan para karyawan hingga jeritan pengusaha. Bermacam cara dilakukan oleh
pedagang untuk menggaet pembeli. Mulai dari menurunkan harga hingga
meningkatkan pelayanan. Keberadaan toko daring atau online sebaiknya
diantisipasi dengan strategi dan inovasi yang bisa berikan nilai tambah dan
kenyamanan berbelanja di pasar tradisional dan mall. Salah satu agenda penting
kepala daerah adalah menggerakan inovasi dan aktif berkomunikasi untuk atasi
kompleksitas persoalan sepinya pembeli. Atasi permasalahan tidak cukup dengan
membangun infrastruktur perdagangan dan mengucurkan skema pinjaman modal usaha.
Kompleksitas persoalan kelesuan ekonomi daerah bisa diselesaikan secara
mendasar dengan kapasitas inovasi dan gaya komunikasi dengan warganya. Daya
persuasif sangat diperlukan oleh kepala daerah untuk gairahkan perekonomian.
Saatnya kepala daerah mengembangkan pasar tradisional dengan berbasis
komunikasi massa. Bentuk komunikasi bisa berupa pembuatan mural, pameran
produk, industri kreatif dan kerajiann, serta lewat komunikasi media elektronik
(radio dan TV) dan media sosial. Pada prinsipnya, konsep komunikasi massa untuk
pasar tradisional adalah "journey to happiness". Bentuk komunikasi,
baik visual maupun verbal lewat karya seni maupun konten siaran diharapkan
mampu menjadi ruang yang mendatangkan kebahagiaan dan ada kepastian produk.
Selain itu kebahagiaan itu bisa dirasakan para pedagang yang tengah berbisnis
di lokasi tersebut. Karya mural di pasar tradisional adalah kolaborasi yang
melibatkan seniman dan akademisi yang sangat peduli untuk membangkitkan ekonomi
kerakyatan. Kolaborasi untuk kembangkan pasar tradisional sebaiknya juga
melibatkan praktisi penyiaran. Sehingga segala komoditas perdagangan hingga
fluktuasi harga-harga bisa disiarkan secara terus menerus. Masih terngiang di
telinga kita siaran RRI tempo dulu yang melaporkan harga-harga kebutuhan pokok
dibeberapa pasar. Siaran tersebut terdengar khas dan sangat komunikatif dikalangan
rakyat. Tentunya kemajuan TIK dan perkembangan platform media sosial pada saat
ini bisa dijadikan wahana komunikasi massa untuk kembangkan pasar tradisional.
Kepala daerah diharapkan segera membenahi pasar-pasar tradisional yang blok
atau kiosnya dalam kondisi sepi bahkan mati. Kematian kios pasar tradisional
disebabkan oleh tidak adanya pengaturan kluster perdagangan yang baik.
Akibatnya terjadi degradasi suatu produk dan sepinya promosi dan lemahnya
komunikasi publik. Mestinya pasar tradisional ditransformasikan menjadi sentra
ekonomi kerakyatan dengan mengedepankan promosi yang berbasis komunikasi massa.
Untuk memperkuat positioning pasar tradisional menjadi destinasi wisata
dibutuhkan promosi dan komunikasi yang efektif antara lain lewat acara kebudayaan.
Untuk itu perlu lembaga yang berperan semacam Empowering Throught Community
History (ETCH) yang mengusung pendekatan komunitas. Apalagi pasar tradisional
diberbagai daerah memiliki sejarah yang unik terkait dengan sejarah
perkembangan kota tersebut. Perlu pameran yang berbasis kebudayaan yang
menekankan industri kreatif dan mengutamakan produk lokal. Serta mengembalikan
kodrat pameran yang tidak hanya pameran dagang semata, tapi lebih menekankan
pada aspek kebudayaan dan pengembangan industri kreatif. Mengembangkan pasar
tradisional berbasis komunikasi massa searah dengan Program Kementerian
Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan yang bertajuk Gerakan
Masyarakat Usaha Berbasis Budaya disingkat Gema Berbudaya. Merupakan gerakan
untuk membangun usaha rakyat berbasis produk budaya sehingga memiliki daya
saing sekaligus membangun karakter unggul. Ada dua aspek yang bisa mempercepat
gerakan tersebut, yakni pelibatan UMKM secara tepat dan adanya platform
customer demands more dalam berusaha. Yakni platform untuk mengakomodasi
prilaku customer pada saat ini yang lebih demanding. Karena pada era sekarang
ini customer terus mencari informasi dan menjadikan pengalaman yang lain untuk
referensi tentang produk dan jasa. Perilaku diatas akibat customer journey yang
diperkuat konvergensi teknologi informasi dan komunikasi. Khususnya sosial
media. Gema Berbudaya bisa mentransformasikan para pengusaha berbasis budaya
tidak sekedar mampu memproduksi produk yang layak di festivalkan. Tetapi produk
tersebut juga mampu melahirkan nilai-nilai yang mengandung unsur human spirit.
Para pakar komunikasi perlu merumuskan strategi dan sistem konektivitas yang
mampu mengatasi mutu, keragaman, dan kreativitas usaha berbasis budaya. Tolok
ukur keberhasilan konektivitas nasional tidak sekedar dibangunnya sarana TIK.
Tolok ukur keberhasilan harus lebih esensial yakni terkait proses kreatif dan
daya inovatif dari entitas usaha berbasis usaha tradisional dan kebudayaan
lokal. Presiden Joko Widodo meminta agar inovasi layanan publik dan pasar
komoditas harus mendapat perhatian kepala daerah. Seperti layanan informasi
harga komoditas pertanian dan layanan publik lainnya. Saatnya membenahi
manajemen inovasi daerah agar lebih efektif dan bisa diakses seluas-luasnya
oleh publik. Manajemen inovasi merupakan disiplin yang berkaitan dengan
pengelolaan inovasi dalam proses produk dan pelayanan, organisasi, hingga
pelanggan dan pasar. Manajemen inovasi memungkinkan semua pihak dalam
organisasi untuk bekerja sama dengan pemahaman yang sama tentang proses dan
sasaran strategis. Target dan tujuan manajemen inovasi adalah memungkinkan
organisasi untuk merespon berbagai peluang dan menggunakan upaya kreatif untuk
memperkenalkan ide-ide, proses, atau produk serta layanan baru. Gema Berbudaya
bisa mentransformasikan para pengusaha berbasis budaya tidak sekedar mampu
memproduksi produk yang layak di festivalkan. Tetapi produk tersebut juga mampu
melahirkan nilai-nilai yang mengandung unsur human spirit. Salah satu contohnya
adalah produk kerajinan keramik yang dikawinkan atau digabung dengan proses
membatik. Melukis batik dengan media keramik tentunya punya keunikan dan nilai
tambah tersendiri. Para ahli komunikasi perlu rumuskan strategi dan sistem
konektivitas yang mampu atasi mutu, keragaman, dan kreativitas usaha berbasis
budaya. Tolok ukur keberhasilan konektivitas nasional tidak sekedar dibangunnya
sarana teknologi informasi. Tolok ukur keberhasilan harus lebih esensial yakni
terkait proses kreatif dari entitas usaha berbasis usaha tradisional dan
kebudayaan lokal. Dalam teori pengembangan ekonomi kreatif, bermacam portofolio
usaha berbasis budaya memerlukan transformasi kearah kolaborasi kreasi. Metode
itu menciptakan produk melalui kolaborasi perusahaan, konsumen, pemasok, dan
mitra distribusi yang semuanya saling terhubung secara efektif.
*) Kaprodi Magister Ilmu Komunikasi Unitomo Surabaya.
Fasilitator Komunikasi Encourage Training Centre Bandung.