Kamis, 01 Juni 2017

INDIVIDUAL IN SOCIETY - Krech Crutchfield Ballachey

Pertanyaan  :

Dari 41 GUIDES yang ada pada buku Individual In Society (Krech Crutchfield Ballachey) - Berikan alasan anda mengklasifikasikannya. a). Diklasifikasikan mana titik berat sudut pandangnya dari psikologi  b). Mana yang dari Sosiologi   c). Mana yang dari Antropologi

Jawab :




a. PSICHOLOGICAL FACTORS

COGNITION

Guide 1 : The cognition of the individual are selectively organized (Kognisi individu adalah diorganisasisakan secara selektif) - page 20

Pada Panduan ini disebutkan bahwa kognisi diorganisasikan secara selektif menunjuk kepada tiga hal yaitu : (1) Individu melihat obyek-obyek yang diorganisasikan, misalnya ia melihat pemandangan, bangunan dan orang-orang. Obyek yang dilihatnya dapat diuraikan dalam suatu tata warna dan titik cahaya yang berserakan membentuk gelombang panjang berwarna-warni. Namun individu yang menangkap cahaya tersebut tidak melihat satupun gabungan cahaya dari satu dengan lainnya, tanpa adanya suatu bentuk dan batas-batas yang jelas. Ia hanya melihat suatu obyek yang berwarna berbentuk dan berwujud, dan mengenalnya sebagai obyek yang bermakna sebagaimana pemandangan, gedung dan orang yang dilihatnya. (2). Diantara semua obyek yang berada dalam lingkungan fisik individu yang sebagian yang masuk ke dalam kognisinya. Obyek yang tidak penting dan tidak berperan tidak diperhatikan. (3). Diantara semua karakteristik dari suatu obyek, hanyalah karakteristik-karakteristik tertentu saja yang dapat ditangkap. Karena karakteristik-karakteristik ini mungkin berubah bentuk dan memperkuat kebutuhan individu.

Guide 2 :  Cognitions develop into systems in accordance with the principles of learning and stimulus organization (perkembangan koginisi ke dalam system-sistem yang sesuai dengan prinsip-prinsip belajar dan organisasi stimulus) - page 25

Pada Panduan ini disebutkan bahwa kognisi individual yang terpisah-pisah tentang berbagai obyek akan berkembang menjadi suatu sistem kognisi. Dengan system ini akan memberikan arah terhadap aksi sosial dari individu. Terdapat dua macam pendekatan untuk dapat memahami perkembangan dari sistem kognisi, yaitu : (1). Dengan memberikan tekanan kepada faktor stimulus yang mencantumkan pengelompokkan (grouping). (2). Penekanan pada peranan dari pengalaman dalam pengelompokkan.

Guide 3 : The properties of a cognition are influenced by the system of which it is a part (sifat kognisi adalah dipengaruhi oleh sistem kognisi yang merupakan bagian secara keseluruhan) - page 30

Pada panduan ini ada beberapa hal yang perlu dikemukakan yaitu : Peristiwa asimilasi dan kontras, pola pikir serta tingkat adaptasi. Bila beberapa kognisi dikelompokkan untuk membentuk suatu system maka unsure dari masing-masing kognisi mengalami perubahan. Perubahan kognisi karena adanya pengaruh bagian terhadap bagian dan sebaliknya, ini akan Nampak pada peristiwa asimilasi dan kontras. Asimilasi itu terjadi bila adanya kesamaan-kesamaan bagian dari keseluruhan, menunjukkan perbedaan yang relative kecil; sedangkan kontras terjadi bila adanya ketidaksamaan antara bagian-pagian dari keseluruhan menunjukkan perbedaan yang relatif besar. Yang dimaksud dengan pola piker adalah suatu cara untuk mempolakan pengaruh system kognisi atau komponen-komponennya.

Dalam panduan tiga ini disebutkan pula bahwa : kognisi tidak akan berdiri sendiri, tetapi berada pada system kognisi yang lebih besar. Hubungan bagian dan keseluruhan dimanifestasikan dalam perwjdan yang sederhana, seperti dalam kognisi yang lebih kompleks. Pengaruh keselruhan terhadap bagian itu Nampak misalnya: dalam asimilasi dan kontras. Pada tingkat adaptasi merupakan gambaran stumulus yang mendorong seseorang member respon atau tidak memberikan respon dalam posisi netral.

Guide 4 : Cognitive change is typically initiated by changes in the individuals information and wants (Perubahan kognisi adalah khususnya sejalan dengan perubahan informasi dan keinginan individu) - page 34

Didalam panduan ini dibahas mengenai informasi yang baru akan dapat merubah gagasan seseorang. Kognisi yang sama dapat berbeda karena adanya informasi baru. Namun lebih lanjut dibahas informasi baru itu belum tentu merubah kognisi, kadang-kadang perubahan itu terjadi disebabkan karena kejadian yang lain, misalnya adanya keinginan individu. Oleh karena itu dengan adanya perubahan-perubahan keinginan individu ini lebih dominan dibandingkan informasinya. Antara perubahan keinginan dan perubahan informasinya pada umumnya saling terkait.

Guide 5 : Cognitive chage is in part governed by the characteristics of pre-existing cognitive systems (perubahan kognisi adalah sebagian diatur oleh karakteristik berbagai sistem kognisi yang mendahuluinya) - page 38

Pada Panduan ini dibahas tingkat dan cara dalam pengubahan dan informasi menghasilkan perubahan dalam kognisi yang tergantung atas karakteristik sistem kognitif yang telah dimiliki sebelumnya. Karakteristik ini ada tiga yaitu : (1) Multiplexity-keaneka ragaman, (2). Consonance – Keselarasan, (3). Interconnec-edness -saling keterkaitan.

Guide 6 : Cognitive change is in part governed by personality factors (perubahan kognisi adalah sebagian diatur oleh factor-faktor kepribadian) - page 46

Pada Panduan ini disebutkan bahwa perubahan kognisi tidak hanya sebuah fungsi yang telah ada  sebeleumnya dari sistem kognisi, tetapi merupakan juga sebuah fungsi karakteristik dari seseorang yang ada pada dirinya disamping system kognitif – kemampuan intelektual, kemampuan dia untuk mentolerir kemenduaan kognisi dan ketidaksesuaian, keterbukaan pandangan atau ketertutupan pandangan, dll.

Kemampuan intelektual sebagian ditentukan oleh faktor keturunan, sehingga tidak sama bagi setiap orang, dan kemampuan ini dipengaruhi pula oleh pendidikan. Walaupun pendidikan itu tidak dapat menghilangkan perbedaan biologis dalam kemampuan intelektualnya. Kemampuan intelektual seseorang dalam masyarakat diukur dengan kemampuan untuk menemukan pandangan atau cara berfikir baru dalam memecahkan suatu permasalahan.

Seseorang yang memiliki toleransi yang besar akan dapat memahami masalah yang mendua dengan penghayatan yang mendalam dan akan dapat menangani masalah itu dengan penuh pengertian, orang toleransinya kecil terhadap peristiwa yang mendua relatif tertutup pada informasi baru yang akan memperluas keanekaragaman dari sIstem kognisi. Selain dihadapkan pada situasi mendUa maka kemampuan didasari pula oleh kepribadian yang membahasa cara yang benar atau salah dalam memecahkan suatu persoalan.
Determinan akurat yang telah dipelajari oleh setiap orang tergantung pada kesimpulan sebagai berikut : 1). Alam dari setiap perilaku seseorang akan mendapat pengaruh secara akurat pula oleh maksud dari kelakukan yang relevan dengan fokus perhatiannya yang telah diarahkan secara khusus, 2). Tidak ada pertimbangan lain yang dapat menjelaskan mengenai kemampuan umum. 3). Beberapa orang lebih mudah untuk mempertimbangkan dari pada yang lainnya.

MOTIVATION

Guide 7 :   The thought and action of the individual reflect his wants and goals (Pikran dan tindakan dari individu mencerminkan keinginan dan tujuannya) - page 70

Pada Panduan ini dibahas bahwa Keinginan individu mengintegrasikan dan mengorganisasikan semua kegiatan psikologis serta mengarahkan kegiatan atau tindakannya dalam usaha mencapai tujuan. Semua aktifitas, apa yang ia tanggapi, pikirkan, rasakan, mengaktifkan kebiasaan lama serta membentuk kebiasaan baru, adalah kegiatan-kegiatan yang dipengaruhi oleh keinginan yang mendorong individu dan tujuan yang ingin diraihnya.

Guide 8 : The wants and goals of the individual continuously develop and change (Keinginan dan tujuan dari individu secara terus menerus berkembang dan berubah) - page 71

Pada Panduan ini disebutkan bahwa bukan hanya Keinginan yang berpengaruh terhadap tingkah laku seseorang tetapi juga situasi dan kondisi, kebiasaan masyarakat, serta sikapnya. Motivasi yang bisa juga dinyatakan dengan istilah kebutuhan merupakan suatu daya atau suatu gaya yang mendorong atau member alas an individu untuk bertindak atau berperilaku. Macam-macam daya pendorong individu untuk memprakarsai, mempertahankan, serta mengembangkan suatu tindakan ata perilakunya dapat digolongkan dalam dua macam, yaitu : (1) Gaya positif, (2) Gaya negatif. Kebutuhan dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah : 1). Keadaan Fisiologis dan Psikologis, 2). Pengalaman dan lingkungan.

Guide 9 : Wants and goals become organized around the self ( Keinginan dan tujuan menjadi diorganisasikan disekitar diri) - page 79

Pada Panduan ini disebutkan bahwa manusia didorong untuk bertindak oleh pengaruh-pengaruh rasa keinginan yang selalu timbul dalam dirinya. Keinginan ini minta penyelesaian dengan segera, keinginan mempengaruhi manusia untuk bertindak mencari pemuasan. Lingkungan sosial dan kultural menetapkan syarat-syarat yang wajar bagi setiap individu dalam menetapkan bentuk pemuasan kebutuhan yang dapat dipilih oleh individu. Karena itu bagian jiwa yang membuat keputusan, ego atau aku manusia, selalu berkewajiban untuk menetapkan bentuk tingkah laku penyesuaian yang sebaik-baiknya ditinjau dari sudut individu dan lingkungannya.

Timbulnya kebutuhan seseorang untuk mencapai tujuan tertentu mengandung arti bahwa orang tersebut mau membentuk dan mempertahankan pribadinya. Segala kebutuhan dan tujuan seseorang harus bersumber dari dalam diri sendiri, karena dirilah yang mengatur semua keinginan dan tujuan seseorang.

Guide 10 : The arousal of any particular set of wants depends upon the momentary physiological state, situation, and cognitions of the individual (Timbulnya seperangkat keinginan yang khusus tergantung pada keadaan fisiologis, situasi, dan kognisi individu) - page 84

Pada Panduan ini disebutkan bahwa pada umumnya keinginan-keinginan seseorang tidaklah aktif tetapi terpendam, hanya seperangkat keinginan khusus (tertentu) yang aktif dalam mengarahkan dan menunjang tingkah laku pada suatu peristiwa tingkah laku antar pribadi. Timbulnya seperangkat keinginan pada seseorang tergantung pada keadaan fisiologis, situasi, lingkungan dan pikirannya.

Tindakan tertentu dari seseorang bisa dipakai sebagai dasar untuk menyimpulkan sampai seberapa jauh atau kuat keinginan yang mendorong seseorang untuk berbuat sesuatu. Berbagai tindakan tertentu bisa dipakai untuk mendeteksi, termasuk diantaranya persepsi dan perilaku emosional seseorang. Petunjuk akan adanya keinginan bisa tampak pada pencarian atau penelitian seseorang terhadap sesuatu, pemilihannya, perhatian terhadap sesuatu obyek tertentu atau satu kelompok obyek, kegigihan dan kebulatan hatinya dalam berbuat sesuatu sehingga obyek tertentu itu dapat dicapainya, kegiatan macam apa, tempat dia melibatkan diri, sampai sejauh mana dia bertindak. Demikian pula pernyataan rasa puas karena tujuan tertentu telah tercapai, atau juga pernyataan tidak puas kalau gagal mencapai tujuan tertentu.

Guide 11 : The social behavior of the individual is chaneled by his interpersonal response traits- relatively consistent and stable dispositions to respond in distinctive ways to other persons (Perilaku sosial dari individu adalah disalurkan oleh sifat respon antar pribadi –  penempatan yang relatif konsisten dan stabil untuk respon pada pandangan khusus terhadap orang lain) - page 104

Pada Panduan ini disebutkan bahwa didalam suatu masyarakat, seseorang mengembangkan bentuk khusus dari “Interpersonal Response Traits (IRT)” dihubungkan dengan karakter sosialnya. Traits ini adalah respon konsisten dan stabil yang dihasilkan oleh tingkah laku individu didalam suatu macam keadaan sosial.

Bentuk sesuatu traits karakter individu adalah hasil dari faktor-faktor pokok perkembangan individu yang dipengaruhi oleh lingkungan sosial dan sejarah masa lampau yang meninggalkan pengalaman keberhasilan dan kegagalan dalam berbagai masalah yang diharapkan memberikan kepuasan keinginan.

Interpersonal traits dikategorikan kedalam 3 bagian yaitu: (1) Role Dispositions : kekuasaan, dominan, inisiatif sosial, dan independen. (2) Sociometric Dispositions: menerima orang lain, bergaul, berteman, dan simpatik. (3) Expressive Dispositions : bersaing, agresif, kesadaran diri, memperlihatkan kemampuannya.

Sehubungan dengan itu, sebagai contoh suatu  “interpersonal disposition” misalnya “aggressiveness” adalah “traits” yang menekankan bahwa ia digambarkan sebagai sesuatu yang khususnya pada individu. Terjadinya sikap agresif tergantung situasi. Satu hal yang penting adalah : individu-individu akan terlihat agresif di dalam suatu kelompok pada suatu masyarakat dibandingkan jika individu itu berdiri sendiri di dalam masyarakat. Kesimpulannya : suatu karakter tingkah laku adalah “Traits” yang ditunjukkan oleh “aggressiveness” individu. Traits terdapat dalam diri manusia dengan jumlah yang berbeda-beda. Setiap individu memiliki tingkatan “aggressiveness” pada “ Interpersonal Respones Traits (IRT).

Guide 12 : The interpersonal response traits of the individual are the end products of his characteristic experiences in satisfying his most frequently and most intensely aroused wants (Sifat respon antarpribadi dari individu adalah produk akhir dari karakteristik pengalamannya dalam frekuensi kepuasan terbanyaknya dan munculnya keinginan yang sangat banyak) - page 115

Pada Panduan ini menyebutkan IRT Didorong oleh berbagi keinginan, yaitu agar ia segera memperoleh kepuasan, tetapi hal tersebut dapat segera terpenuhi apabila ia dapat menentukan tujuannya terlebih dahulu. Dan akan frustasi  jika ia tidak dapat menentukan tujuan terlebih dahulu. Dalam mengendalikan frustasi-frustasi ini dapat mengambil satu jalan atau lebih dari berbagai ketahanan dirinya secara mekanis. Tetapi, cara individu untuk segera  memenuhi keinganannya dan frustasinya ia dapat secara bersamaan atau serentak. Namun hal ini sangat dipengaruhi oleh tingkah lakunya. Ini adalah suatu penerapan yang konsekuen yang kurang lebih stabil di dalam “interpersonal response trains” dengan sendirinya. Nampaknya sifat-sifat itu mirip dengan bentuknya dalam memenuhi keinginannya. Dimana setiap individu akan dipengaruhi oleh tingkah lakunya. Self-concept akan dipengaruhi oleh bentuk dan perubahan pada interpersonal response traits. Sedangkan Interpersonal response traits itu sendiri merupakan refleksi kognisinya.

b. SOCIAL  FACTORS

Guide 13 : The social actions of the individual reflect his attitudes-enduring systems of positive or negative evaluations, emotional feelings, and pro or con action tendencies with respect to social objects (Tindakan sosial dari individu mencerminkan sikap-sikapnya, sistem yang abadi dari evaluasi positif atau negative, perasaan-perasaan emosial, dan kecenderungan-kencenderungan tindakan yang pro dan kontra terhadap obyek-obyek sosial) - page 139

Pada Panduan ini dinyatakan bahwa sikap itu suatu sistem, karenanya sikap tentu mempunyai obyek. Obyek sikap adalah segala sesuatu yang ada pada individu. Individu mempunyai sederetan sikap terhadap obyek-obyek didalam dunia fisik yang mengelilinginya, dalam dunia sosialnya, orang lain, kelompok orang, organisasi social, politik dan ekonomi. Dia memiliki variasi sikap pada seni, filsafat, Tuhan, akhirat, dan terhadap dirinya sendiri.

Walupun demikian banyaknya obyek, namun banyaknya sikap seseorang itu terbatas. Seseorang “hanya” memiliki sikap terhadap obyek yang ada di dalam dunia kejiwaannya. Ada tiga komponen sikap yaitu cognitive (kognitif), feeling (perasaan), dan action tendency (kecenderungan bertindak)

Guide 14 :   Attitudes differ in their effects on social action according to their primary characteristics (Sikap-sikap berbeda di dalam pengaruhnya pada tindak social menurut karakteristik-karakteristik primernya) - page 141

Pada Panduan ini disebutkan bahwa tidak semua sikap sama dalam struktur sistemiknya. Sikap berbeda satu dengan lainnya dalam sejumlah karakteristik-karakteristik dasar. Bagaimana suatu sikap berpengaruh atas tindakan adalah sebagian ditentukan oleh pola khusus dari pada karakteristik-karakteristiknya. Sebagian karakteristik-karakteristik sikap menyinggung hakekat komponen sistem sikap, sebagian menyinggung hakekat sistem itu sendiri dan sebagian menyinggung hakekat konstalasi dari sikap seseorang. Masing-masing dari ketiga komponen-komponen suatu sikap dapat berbeda dalam valensi (derajat kepositifan atau kenegatifan dari komponen-komponen kognitif) dan dalam derajat multipleksitasnya (jumlah atau variasi dari unsur-unsur yang terpisah yang membentuk komponen kognisi, perasaan atau kecenderungan tindak dari suatu sikap).

Guide 15 : Attitudes develop in the process of want satisfaction  (Sikap berkembang dalam proses pemuasan keinginan) - page 181

Pada Panduan ini disebutkan bahwa dalam menghadapi berbagai masalah untuk mencoba memenuhi keinginannya, individu mengembangkan sikap-sikapnya. Dia mengembangkan sikap yang menguntungkan terhadap obyek dan orang-orang yang dapat memuaskan keinginannya.

Guide 16 :  The Attitudes of the individual are shaped by the information to which he is exposed (Sikap individu  adalah dibentuk oleh informasi yang diperolehnya) - page 186

Pada Panduan ini disebutkan bahwa informasi yang diperoleh seseorang atau sekelompok orang dapat membentuk atau menentukan sikap orang atau kelompok orang tersebut, dimana informasi yang menyebabkan terbentuknya sikap adalah berhubungan dengan sikap-sikap lain. Informasi baru sering membentuk sikap bila terdapat konsonan dengan sikap yang telah ada. Proses pembentukan sikap setelah adanya sinkronisasi antara informasi dan sikap sebelumnya.

Sikap yang terbentuk terutama dari respon terhadap informasi, mungkin valid dengan komponen kognisi dari sikap sebelumnya dan terdapat kecocokan dengan fakta mengenai obyek sikap tersebut. Bila hal itu tidak terjadi maka individu tidak dapat menanggulangi permasalahan yang dihadapinya dalam kedudukannya sebagai anggota masyarakat.
Sikap manusia yang validitasnya kurang disebabkan oleh informasi yang didapatnya tidak cukup menggambarkan fakta yang benar. Kekurangan pengetahuan tentang fakta-fakta dan hubungannya menimbulkan interpretasi yang keliru tentang sikap.

Ketidakbenaran fakta dapat menimbulkan sikap yang negative. Kebenran fakta sangat erat hubungannya dengan sumber data. Sumber fakta dapat diklasifikasikan atas tiga jenis : (1) Otoritas, (2) Diciptakan, ditemukan, atau distorsi fakta, (3) Penampilan dan realitas.

Guide 17 :  The group affiliations of the individual help determine the formation of his attitudes (Afiliasi kelompok dari individu menentukan pembentukan sikapnya) - page 191

Pada Panduan ini disebutkan bahwa sikap individu cenderung mencerminkan kepercayaan, nilai-nilai, dan norma-norma kelompoknya. Individu yang berafiliasi pada suatu kelompok merupakan golongan minoritas yang dapat dipengaruhi oleh anggota-anggota lainnya sebagai golongan mayoritas.

Kelompok-kelompok yang dapat mempengaruhi individu dapat berupa kelompok primer, membership group, atau kelompok reference. Peranan afviliasi kelompok dari individu dalam perkembangan sikapnya dapat diperiksa dengan memulai pengamatan bahwa anggota-anggota kelompok cenderung memiliki sikap yang sejenis. Tiap kelompok dibentuk untuk tujuan tertentu.

Guide 18 : The attitudes of the individual reflect his personality (Sikap individu mencerminkan kepribadiannya) - page 199

Pada Panduan ini disebutkan bahwa gambaran umum kepribadian adalah introvert dan ekstrovert, berkuasa dan tunduk serta konservatip dan radikal. Tinjauan tentang hubungan kepribadian dan sikap keagamaan, hubungan kepribadian dan sikap sukuisme (enthnocentris), hubungan kepribadian dan sikap politik serta hubungan kepribadian dan sikap internasionalis.

Guide 19 :  The modifiability of a attitude depeds upon the characteristics of the attitude system, and the personality and group affiliations of the individual (Keterubahan suatu sikap tergantung kepada karakteristik system sikap, kepribadian individu dan afilasi individu terhadap kelompoknya). - page 216

Pada Panduan ini disebutkan bahwa karakteristik sistem sikap baik yang dimiliki sebelum maupun sesudah terbentuknya sikap tersebut mempengaruhi terhadap pembentukan suatu sikap tertentu. Sikap itu berbeda-beda dalam hal keterubahannya atau kemudahan untuk diubahnya. Faktor penentu utama keterubahan sikap adalah karakteristik sikap, kepribadian individu, dan affiliasi individu terhadap kelompoknya. Perubahan yang bersifat konruen lebih mudah terjadi dibandingkan dengan yang bersifat inkongruen. Hal ini bergantung kepada derajat keekstriman, multipleksiti, konsistensi, keterikatan, konsonan, keinginan yang membentuk sikap serta nilai yang berhubungan dengan sikap itu sendiri.

Keterubahan sikap tergantung juga kepada tingkat intelegensia individu, general persuasibility, dan kebutuhan dan gaya kognitifnya. Sikap yang mempunyai dukungan social yang kuat melalui afiliasi individu terhadap kelompok sulit diubah. Jika seseorang menilai anggotanya dalam kelompok, dia cenderung mempertahankan sikap itu untuk memelihara statusnya.

Guide 20 : Attitude chage is broughts about through exposure to additional information, changes in the group affiliations of the individual, enforced modification of behavior toward the object, and through procedures which change personality (Perubahan sikap dihasilkan karena adanya pertambahan informasi, perubahan afiliasi kelompok individu, perubahan perilaku terhadap obyek dan arena prosedur yang dapat merubah kepribadian) - page 225

Pada Panduan ini disebutkan bahwa pembentukan sikap dan perubahan sikap tidak merupakan tahap-tahap yang terpisah-pisah dalam kehidupan sikap. Pembentukan dan perubahan sikap itu merupakan fase-fase yang berkesinambungan. Bahwa sikap-sikap yang khas dari seorang individu, ditentukan secara terjalin dengan informasi yang bermakna bagi dirinya. Perubahan sikap seseorang dihasilkan melalui manipulasi faktor-faktor tersebut. Sikap dipergunakan oleh seseorang untuk membentuk dunianya supaya punya rti, teratur dan stabil. Kita perkirakan bahwa pertambahan informasi bagi seseorang cenderung akan membawa akibat yang dalam terhadap perubahan, perluasan atau membatasi dunianya. Bilama informasi tertentu tertuju kepada seseorang cenderung untuk bersatu dengan sikapnya, maka sikapnya yang sedang dalam perubahan. Sikap seseorang juga terbentuk sebagai hasil interaksi dengan orang lain di dalam kelompoknya. Sebagai hasil interaksi tersebut ia mencerminkan kepercayaan, norma, dan nilai-nilai yang dianut kelompoknya.

Guide 21 :  The direction and degree of attitude change induced by additional information is a function of situational factors and of the source, medium, form, and content of the information (Arah dan tingkat dari perubahan sikap oleh bertambahnya informasi adalah sebah fungsi dari faktor-faktor situasional dan sumber, media, bentuk dan isi informasi) - page 226

Pada panduan ini kita akan menggunakan istilah “informasi” termasuk selruh sumber pengalaman yang terkait dengan obyek sikap. Karena pengertian informasi ini luas sekali, termasuk didalamnya baik informasi secara formal yang menyangkut dinas-dinas pendidikan dan dinas propaganda, maupun informasi yang sifatnya informal yang menyangkut pembicaraan orang-orang dalam hal obyek sikap atau pengalaman langsung dari seseorang dalam hal obyek sikap. Apakah kiranya hal-hal yang menyangkut jenis informasi sifat dan keadaan situasi pada waktu informasi itu diterima akan memainkan peranan penting atau tidak, untuk menentukan informasi tersebut efektif tidaknya terhadap perubahan sikap.

Apakah informasi baru akan merubah sikap-sikap ? bergantung pada sifat komunikasi, karakteristik komunikator, media komunikasi serta bentuk dan isi pesan. Tiga karakteristik situasi komunikasi yang mempengaruhi efektifitas propaganda adalah kelompok menentang pendengar tunggal, public penentang komitmen pribadi terhadap posisi yang mennjang, putusan kelompok menentang metode ceramah. Pendengar kelompok adalah lebih efektif dari pada pendengar tunggal kalau mayoritas kelompok berada pada posisi komunikator, ia akan kurang efektif kalau mayoritasnya adalah berlawanan. Sementara itu pesan-pesan dengan lisan adalah lebih efektif dari pada pesan-pesan media massa, meskipun media massa dan perubahan social dengan mempengaruhi multnya pemimpin-pemimpin dalam masyarakat.

Guide 22 : The effectiveness of new group affiliations in inducing attitude change is a function of thecharacteristic of the group and the nature of the individual's membership in the group (Efeketifitas afiliasi kelompok baru dalam meng-induksi perubahan sikap merupakan suatu fungsi karakteristik kelompok dan keberadaan keanggotaan individu dalam kelompoknya) - page 246

Pada Panduan ini disebutkan bahwa bila seorang individu menggabungkan dirinya dengan sebuah kelompok baru, ia cenderung sebagai seorang “social entrance ticket”, untuk mengadopsi sikap-sikap yang berdasarkan pada nilai-nilai dan norma-norma kelompok itu. Tidak semua anggota kelompok sama karakter keanggotaannya. Tingkat dimana anggota baru dari suatu kelompok menerima sikap yang dianggap cocok oleh norma kelompok, sebagian ditentukan oleh karakteristik keanggotaan. Ada tiga karakteristik keanggotaan : 1). Status anggota baru, 2). Tingkat dimana anggota baru menilai keanggotaan dalam kelompok, 3). Keabsahan dari norma kelompok.

Guide 23 : The effectiveness of enforced modification of behavior in inducing attitude change is a function of the circumstances of the enforcement and the reaction of the individual to it (Efektifitas dari perubahan perilaku yang dipaksakan dalam mempengaruhi perubahan sikap merupakan fungsi dari keadaan pemantapan dan rekasi individu kepadanya) - page 253

Pada Panduan ini disebutkan bahwa orang tidak dapat memperoleh perubahan sikap dan perilaku melalui hukum atau paksaan. Namun pernyataan itu banyak dibantah dengan bukti bahwa banyak studi efek dari perubahan perilaku yang dipaksanak terhadap suatu obyek sikap dengan jalan menunjukkan bahwa perubahan sikap tambahan dapat diperoleh.

Selanjutnya ditambahkan pengaruh dari dua tipe perubahan perilaku yang dipaksakan terhadap sikap: 1). Kontak yang intim dengan anggota kelompok minoritas dipaksakan terhadapindividu melalui undang-undang atau keadaan, 2). Peran yang dituntut dimana pertentangan sikap terhadap sikap yang nyata dari individu harus dinyatakan secara umum.
Perubahan tingkah laku yang dipaksakan akan menyebabkan efektifitasnya terhadap beberapa faktor : 1). Kontak yang dipaksakan dengan anggota dari kelompok minoritas cenderung untuk memperbaiki pergeseran secara otomatis, 2). Bila ada kepentingan untuk menyesuaikan dengan obyek yang negatif, ada kecenderungan untuk menyingkap aspek yang mendukung obyek itu.

Guide 24 : The effectiveness of personality change techniques in producing attitude change depends upon the appropriateness of the techniques to the function of the attitude for the personality (Kefeektifan teknik perubahan kepribadian dalam menghasilkan perubahan sikap tergantung kepada teknik yang tetap terhadap fungsi sikap terhadap kepribadian)

Pada Panduan ini disebutkan bahwa pengaruh sikap sangat berguna bagi seseorang, antara lain misalnya: a). Dalam mencari arti, b). Sebagai alat untuk menentukan keinginan, c). Kemungkinan mereka mempertahankan konsep-konsepnya.
Dengan mempunyai sikap prasangka, maka dapat mempertahankan dirinya dari perasaan tidak disukai, seperti misalnya : a). Sikap permusuhan, b). Sikap agresif, c). Sex dengan memproyeksikan dirinya ke dalam kelompok-kelompok minoritas.
Dalam kehidupan masyarakat, berubah atau tidak berubahnya sikap seseorang, it merupakan produk interaksi yang kompleks diantara bermacam-macam factor. Orang diharapkan dengan informasi baca, yang mungkin membantu atau bertentangan dengan sikapnya yang ada, dengan tujuannya yang dapat menimbulkan konflik. Berubah tidaknya sikap, merupakan hasil akhir dari interaksi bermacam-macam yang kompleks.

c. THE SOCIAL AND CULTURAL  FACTORS

Guide 25 : Communication – the interchange of meaning among people-occurs mainly through language and is possible to the degree to which individuals have common cognitions, wants, and attitude (Komunikasi – pertukaran makna diantara orang melali bahasa dan dapat terjadi sampai tingkat dimana individu-individu mempunyai kognisi-kognisi, keinginan-keinginan dan sikap yang umum) - page 263

Pada Panduan ini disebutkan kalau kita membandingkan manusia dengan kera, maka pembeda yang terbesar adalah bahasa. Melalui bahasa manusia itu berpikir, merasa, dan mempertimbangkan segala sesuatu di dalam kehidupannya. Melalui bahasa manusia itu menyimpan pengalaman-pengalamannya, melestarikan, dan mentransformasikan kepada generasi seterusnya. Hanya melalui bahasalah manusia itu sebagai pelaku sejarah dan memungkinkan mereka hidup bermasyarakat dan memancarkan suatu kebudayaan yang mandiri. Manusia adalah hewan yang berbicara. Ia telah membangun suatu dunia kata-kata dan hidup didalamnya seperti ia hidup didunia yang didiami oleh benda-benda dan individu-individu. Manusia menggunakan kata-kata sebagai alat mengontrol tingkah lakunya sendiri dan tingkah laku orang lain. Dengan berbahasalah manusia itu berdialog dengan dirinya sendiri dan dengan manusia lain. Seseorang mengubah pikirannya menjadi bunyi-bunyi bahasa (ujaran) dan manusia lain menyimaknya dengan alam pikirannya pula dan mengubah bunyi-bunyi bahasa itu menjadi makna dengan interpretasi dan imajinasinya yang selurus dengan pikiran pengujar sehingga dengan demikian terjadilah dialog kedua manusia itu, terjadilah komunikasi diantara mereka.

Guide 26 :  Language reflects both the personality of the individual and the culture of his society and in turn helps shape personality and culture (Bahasa memancarkan kepribadian individu dan budaya masyarakatnya dan pada gilirannya membantu  membentuk kepribadian dan kebudayaan) - page 275

Pada Panduan ini disebutkan bahwa tingkah laku berbahasa seseorang akan memantulkan sifat dasar kepribadiannya. Begitu juga halnya dengan tingkah laku bahasanya, yang telah berkembang dalam konteks kebudayaan khususnya, akan memantulkan sifat dasar kebudayaan itu.

Bahasa dan kognisi berhubungan sat sama lain. Teori-teori yang ditarik dari studi antar bdaya menyimpulkan bahwa masyarakat bangsa menggambarkan realitas dalam berbagai cara, tetapi pekerjaan tersisa yang harus dilakukan untuk memperoleh pengertian lebih lanjt, yaitu pengertian kita tentang pengaruh bahasa terhadap tingkah laku. Interpreatsi yang paling beralasan dari hubungan antara bahasa dan kognisi akan tampak dalam sejarah suatu kebdayaan bahwa ciri-ciri   tertentu bahasa dan pikiran bangsa atau orang berkembang bersama, keduanya dipengaruhi oleh lingkungan fisik kelompok itu dan juga oleh sejarahnya.

Guide 27 : Language makes possible the growth and trasmission of cultures, the continuity of societies, and the effective functioning and control of social groups (Bahasa memungkinkan terjadinya pertumbuhan dan penyebaran budaya, kelangsungan masyarakat, dan kelancaran fungsi serta kontrol kelompok-kelompok masyarakat) – page 303

Pada Panduan ini membahas peranan bahasa yang sangat penting dalam penyebaran kebudayaan dan dalam aktifitas masyarakat manusia. Disebutkan : 1). Hanya manusia yang dapat berbangsa- yakni bahasa yang berbentuk lambang atau simbol yang digunakannya sebagai media komunikasi. 2). Dengan bahasa inilah makna-makna dan nilai-nilai dibentuk dan disebarkan dalam masyarakat manusia. 3). Dan bahasa pulalah yang telah berfungsi sebagai wahana bagi pembentukan dan penyebaran kebudayaan dalam satu generasi, maupun dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Guide 28 :  The coordination and control of the activities of the members of society are achieved through systems of positioning and roles (Koordinasi dan control kegiatan anggota masyarakat dapat dicapai melalui sistem  posisi dan peranan) – page 310
Pada panduan ini menjelaskan bagaimana kita menemukan ciri-ciri utama yang memungkinkan masyarakat dan kelompok mengamati perilaku seseorang secara efektif adalah karena masyarakat dan kelompok itu mengembangkan system “psychological niches” yaitu bagaimana membantu menentukan perkembangan psikologis seseorang serta membantu menentukan kemudahan seseorang pindah dari satu ’niches’ ke ‘niches’ yang lain.

Setiap individu menduduki posisi dari setiap sistem klasifikasi dan posisi orang tersebut berubah-rubah sesuai dengan pertumbuhan usianya. Perkembangan minat dan kecakapannya, jenis pekerjaan yang dimiliki, menikah atau belum, dan sebagainya. Selain itu dibahas juga tentang peranan yang dapat dipandang sebagai tugas dan kewajiban dari posisi yang harus dilaksanakan. Peranan dapat dipandang juga sebagai suatu posisi dibatasi oleh peranan posisi yang berhubungan.

Guide 29 : Every society has status systems, the most pervasive of which is social class; social class significantly determines the social environment and power of the individual (Setiap masyarakat memiliki system status terutama dalam kelas sosial, dimana kelas sosial menentukan lingkungan sosial dan kekuatan individu)– page 313

Pada panduan ini disebutkan bahwa koordinasi dan control kegiatan masayarakat dicapai melalui posisi dan peranan. Peranan yang berbeda kategori dan klasifikasinya. Dalam masyarakat terdapat sejumlah sistem status sosial yang orang-orangnya bisa dilihat dari  kekayaan dan prestis yang dimilikinya.

Tiga metode dipergunakan untuk mengukur posisi kelas social anggota-anggota kelompok masyarakat tersebut, yaitu metode obyektif, subyektif, dan reputasi. Arti penting dari kelas social bagi psikolog social adalh bahwa kelas social membantu menentukan lingkungan sosial seseorang dan melancarkan bentuk latihan kultur yang diterimanya. Masyarakat metropolitan timbul dari adanya area sosial berupa kelompok-kelompok lingkungan tertentu yang sama karakeristiknya, demografi dan ekologinya. Area sosial dihuni oleh orang-orang yang cenderung memiliki sikap dan politik yang sama dan area sosial ini akan terus stabil walaupn prosentase pergantiannya cukup tinggi.

Guide 30 :  The openness of status systems to vertical social mobility is determined by functional requirements of the society; mobility has both positive ad negative conseqquences for individual and for the group (Keterbukaan sistem status terhadap mobilitas sosial yang vertical ditentukan oleh persyaratan masyarakat yang fungsional. Mobilitas sosial memiliki konsekuensi-konsekuensi positif dan negative baik terhadap individu maupun terhadap kelompok) – page 326

Pada panduan ini disebutkan bahwa pada masyarakat industry modern terjadi mobilitas social secara vertical dan konstan. Studi komperatif menunjukkan mobilitas di masyarakat barat merata. Mobilitas individu ke atas akan mengalami hambatan keamanan dan ketegangan, sedangkan masyarakat akan menerima hambatan-hambatan tersebut yang ditimbulkan oleh solideritas kelompok. Perbedaan antara kedudukan-kedudukan individu dalam aneka ragam system status masyarakat seperti pekerjaan, kekuatan atau kemampuan, ekonomi dan system kelas social merupakan sumber-sumber berbagai frstasi bagi setiap individu dan cenderung menjadi ekstrim dalam tindakan-tindakan politik.

Guide 31 : In coping with their common problem the members of society try various solutions, certain of which become firmly established and are transmetted to successive generations as the culture of that society (Dalam menanggulangi suatu persoalan yang biasa timbul dalam masyarakat itu sendiri, anggota masyarakat itu sendiri mencoba memecahkan persoalannya dan pemecahan yang demikian sudah ada sejak dulunya serta hal demikian berlaku terus sebagai kebudayaan masyarakat itu) – page 341
Dari panduan ini bisa disimpulkan bahwa kebudayaan masyarakat termasuk juga hal-hal yang mengenai perangkat-perangkat aturan yang dapat memecahkan persoalan dalam masyarakat itu sendiri. Cara menyelesaikan persoalan itu berlainan dari masyarakat yang satu dengan yang lain sehingga dapat dikatakan tidak ada dua masyarakat yang indentik sama.

Guide 32 : The culture of a people consists of their distinctive modal patterns of behavior and the underlying regulatory beliefs, values, norm, and premises (Kebudayaan satu bangsa terdiri dari kelakuan yang berlainan dan aturan-aturan kepercayaan, nilai norma, dan aturan yang mendasarinya)– page 344

Panduan ini menyebutkan bahwa kebudayaan itu adalah hasil hubungan manusia dengan lingkungannya (baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial) atau dengan kata lain kebudayaan itu dapat ditafsirkan sebagai cermin tingkah laku manusia dalam menjawa masalah-masalah yang dihadapinya.

Didalam meneliti kebudayaan suatu masyarakat, antropologi boleh meggunakan sejumlah metoda yang berbeda-beda. Banyak pendekatan antropologi terhadap metoda lapangan, dimana mereka hidup menyendiri bersama masyarakat yang dipelajarinya. Dalam gambaran suatu gambaran kebudayaan, antropologi melakukan personal tingkah laku yang bermacam-macam pada daerah pemukiman yang sangat luas dan menginterview informan yang dipilih untuk mengungkapkan berbagai manusia pada kebudayaan-kebudayaan yang bervariasi.  Disebutkan juga bahwa metoda analisis isi adalah suatu teknik untuk menguraikan bermacam-macam sistem yang membuktikan isi daripada komunikasi yang telah dipergunakan terhadap studi kebudayaan. Metoda ini digunakan berdasarkan asumsi bahwa pembuktian isi dari setiap kebudayaan yang dihasilkan seperti buku-buku, permainan-permainan, gambar-gambar, kepercayaan-kepercayaan dan nilai-nilai budaya. Penggunaan analisis ini berlaku di dalam mempelajari perubahan kebudayaan dan didalam studi perbandingan terhadap kebudayaan yang dipermasalahkan. Didalam metoda kebudayaan silang, setiap masyarakat telah dibuat suatu tingkatan ukuran kebudayaan yang dipilih. Contoh-contoh tingkatan pada masyarakat yang berbeda-beda tersebut kemudian dibanding-bandingkan untuk mengetahui kesamaan dan perbedaan masyarakat tersebut.

Guide 33 :  A group comes into being to achieve the wants of its members, in the course of interaction the members develop a group ideology which regulates their attitudes and action and influences their satisfactions (Kelompok berusaha memenuhi keinginan para anggotanya. dalam proses interaksi para anggota, berkembang ideologi kelompok yang mengatur sikap-sikap dan aksinya serta mempengaruhi kepuasan mereka) – page 393

Disimpulakan dalam panduan ini bahwa 1). Keinginan berkuasa dari anggota yang tinggi statusya, dilayai oleh anggota kelompok yag lain sebagai afiliasi. 2). Dengan kerjasama kelompok individu mencapai tujuan sosial yang esensial. 3). Perubahan keinginan individu terjadi adanya pengalaman baru dari kelompok. 4). Keaneka-ragaman keinginan anggota kelompok yang mengasah kepada afiliasi kelompok, biasanya setuju dengan tujuan kelompok. 5). Kedua macam tujuan kelompok tercapai, karena: relevan dengan pemuasan keinginan anggota, sesuai dengan cara yang digariskan, anggotanya mau berpartisipasi. 6). Penerimaan norma oleh kelompok bergantung kepada: kelayanan norma, cohesiveness kelompok dan karakteristik dari pemaksaan norma. 7). Pola tindakan umum dalam interaksi anggota yang mencerminkan tujuan dan ideologi kelompok mempunyai nilai fungsional. Juga pola peran yang berbeda oleh anggota yang menduduki berbagai posisi dalam kelompok.

Guide 34 : In all groups, the positions, roles, and powers of the members become differentiated and organized into a system- the group structure-which influences the functioning of the group and the satisfaction of the member (Didalam semua kelompok, kedudukan, peranan, dan kekuasaan anggota kelompok menjadi dibedakan dan terorganisir ke dalam system – susunan kelompok yang mempengaruhi fungsi kelompok dan kepuasan anggotanya)– page 410

Pada panduan ini mengungkapkan permulaan terbentuknya kelompok dan faktor-faktor lainnya yang mempegaruhi pemembetukan kelompok adalah: 1). ikatan pertalia keluarga, 2). keanggotaan kelompok etik, 3). Jenis kelamin, 4). persamaan nilai dan sikap.
Setiap keberanekaragaman kedudukan akan menyebabkan kelompok mengakui memiliki fungsi khusus yang memberikan sumbagan dalam beberapa hal terhadap tujuan kelompok sistem yang terdefinisi terhadap kedudukan merupakan susunan dari kelompok.
Kelompok dan organisasi sangat beranekaragam dalam bentuk kekakuan susunannya. Pada suatu ekstrem, terdapat kelompok dan organisasi yang sangat formal dimana terdapat susunan posisi yang telah terbentuk sebagai sistem, dengan hak dan kewajiban serta peranan tiap-tiap anggotanya telah dinyatakan dalam aturan dan tata tertib yag tertulis. Dengan demikian tingkah laku yang berlebihan dapat diperkecil.

Guide 35 : The emergence of leadership and its functions in a group are  determined by the structure, situation, and tasks of the group (Timbulnya kepemimpinan dan fungsi-fungsinya dalam suatu kelompok, ditentukan oleh strktur, situasi dan tugas-tugas dari kelompok tersebut)– page 423

Pada panduan ini  menjelaskan diataranya melihat pemimpin dengan memperhatikan posisi mereka di dalam kelompok, peranan penting yang dimainkannya dalam menentukan tujuan, ideologi, struktur dan luasnya aktifitas anggota kelompok. Hubungan timbal balik dari situasi, struktur dan tugas kelompok menentukan bagaimana timbulnya kepemimpinan dan fungsinya.

Makin besar dan kompleksnya suatu kelompok, kelompok tersebut berkembang, makin banyak pula unit-unit atau pembagian kerja yang terbentuk dalam kelompok tersebut. Bila kelompok menghadapi masa-masa kritis, seorang atau lebih yang dipadang oleh anggotanya mempunyai karakteristik tertentu, misalnya : keberanian atau mempunyai kepercayaan diri, akan diangkat sebagai pemimpin kelompok dalam usaha mengatasi masa kritis tersebut. Ancaman internal dan ancaman eksternal, merupakan tawaran bagi kesempatan yang baik untuk timbulnya kepemimpinan.

Guide 36 : The Characteristics of a leader, and the type of leadership he displays, reflect the goals ad norms of the group and the leader's personality (Karakteristik seorang pemimpin dan tipe kepemimpinan yang diperankannya, mencerminkan tujuan dan norma-norma kelompok dan kepribadian kelompok)– page 432

Pada panduan ini  menjelaskan penampilan kepemimpinan setiap pimpinan berbeda-beda. Hasil penelitian faktor analistis memperlihatkan bahwa perbedaan-perbedaan individual dalam perilaku pemimpin ditentukan oleh 2 dimensi utama kepemimpinan, yaitu : “pertimbangan” dan “pemberi inisiatif serta “memberi pengarahan”.
Untuk tampil sebagai pemimpin, orang haruslah mampu diamati oleh anggota kelompoknya sebgai”one of us”, sebagai “the most of us”, dan sebagai “the best of us”.

Guide 37 :  Group tend to undergo self-stabilizing changes in structure and leadership as a cosequence of internal conflicts, external forces, and shift in membership (Kelompok cenderung untuk mengalami perubahan-perubahan kearah yang stabil dalam struktur dan kepemimpinannya sebagai suatu konsekuensi dari konflik-konflik internal, kekuatan-kekuatan eksternal dan pergeseran-pergeseran dalam keanggotaan)– page 448

Pada panduan ini diantaranya menjelaskan kelompok itu berada, berkembang, tumbuh atau mati sebagai fugsi efektifitas itu dalam melayani keinginan anggota-anggotanya. Kerja, agama, kegiatan rekreasi, bahkan usaha perseorangan yang tradisional seperti penelitian ilmiah, semuanya berkembang menjadi “group project”. Jelaslah bahwa lukisan dari pada kelompok efektif, studi tentang faktor-faktor yang enigkatka atau mengurangi prestasi (achievement) kelompok, merupakan masalah penting didalam masyarakat kita yang semakin rumit dan interdependen.

Efektifitas kelompok dapat dilihat dan dinilai didalam bermacam-macam cara. Tiap kelompok mempunyai kriteria utama mengenai efektivitasnya. Kriteria utama dari suatu kelompok adalah sejumlah sifat dari kelompok itu, misalnya dalam satu kelompok persaudaraan, kriteria pokok adalah sejumlah kepuasan terhadap kegiata-kegiatan persaudaraan.

Guide 38 : The effectiveness of a group depends partly upon its structural characteristics-its size, member composition, status structure, channels of communication (Efektifitas suatu kelompok tergantung sebagian karakteristik structural kelompok itu sendiri seperti luas kelompok, komposisi anggota, struktur status, jalur-jalur komunikasi kelompok itu) page 458

Pada panduan ini menjelaskan efektifitas suatu kelompok tergantung sebagian pada karakteristik struktural kelompok itu sendiri.  Mengingat efektifitas kelompok adalah sebagai fungsi karakteristik struktural kelompok itu, maka perlu dibahas masalah-masalah yang relevan serta mengemukakan beberapa data yaitu : luas kelompok, komposisi kelompok, status hierarchy kelompok, dan jalur-jalur komunikasi dalam kelompok.

Guide 39 : The effectiveness of a group is determine partly by nature of the interactions among the members-leadership style, interdependence of motivation, friendship relations (Efekltifitas kelompok sebagian ditentukan oleh tabiat saling mempengaruhi antar sesame anggota, seperti : gaya kepemimpinan, ketergantungan motivasi dan hubungan persahabatan) – page 471

Pada panduan ini menjelaskan produktivitas kelompok tergantung sebagian pada variabel intermediate, seperti sifat-sifat interkasi kelompok, gaya kepemimpinan, kebebasan motivasi anggota, ketergantungan motivasi kelompok dan jumlah serta kualitas hubungan persahabatan. Kualitas dan gaya kepemimpinan sangat penting dalam penetapan produktivitas dari dua kelompok, yaitu kelompok kreatif dan kelompok kerja. Dimensi tingkah laku kepemimpinan yang tetap terdapat untuk meningkatkan produktivitas kelompok termasuk perkiraan dari efektifitas pemimpin umum dari pengawasan ketat, serta orientasi kepegawai. Produktivitas kelompok dalam memenuhi fungsinya jelas tergantung pada keinginan para anggota untuk bekerja bagi tujuan kelompok.

Guide 40 : The roles which the individual performs in his serious groups both reflect and enduringly shape his personality (Peranan yang ditampilkan oleh individu di dalam berbagai jenis kelompok mencerminkan dan membentuk kepribadiannya) page 488
Pada panduan ini menjelaskan, karena setiap individu telah memiliki satu set kognisi, keinginan, dan sifat-sifat interpersonal respon yang khas atau unik, maka cara ia menjalankan role-nya yang bermacam-macam itu akan khas pula. Contohnya : mahasiswa suatu perguruan tinggi, dimana mereka sebagai mahasiswa telah mengenal bermacam-macam individu dalam menentukan role-ya mereka sendiri sehingga dipergunakan istilah-istilah “ Creaty Grind”.

Dari sisi kepribadian dalam panduan ini dijelaskan bahwa kepribadian diperoleh anggota kelompok dari berbagai kelompok. Disini dibahas yang paling banyak mewarnai pribadi kita adalah pegalaman yang paling lama da paling banyak dialami. Sebagai contoh : Business man, aktor yang baik, dan lain-lain.

Guide 41 : The conformity or independence of the individual under group pressure depends upon the nature of the situation and the characteristics of the individual (Konformitas atau kemandirian individu atas tekanan kelompok tergantung pada hakekat situasi dan karakteristik individu)– page 504

Pada Paduan ini dipertimbangkan cara yang lebih luas dimana masyarakat dan kelompok berusaha memberikan pengaruh-pengaruh pada tingkah laku dan kepribadian individu melalui peranan sosial yang ia tampilkan. Ada juga cara-cara yang langsung dan segera dimana kelompok menjadi pengontrol tingkah laku individu.


Seperti halnya perbuatan individu untuk ”interpersoal event” didalam hubungan tatap muka dengan anggota-anggota kelompok, ia sering berada dibawah tekanan kelompok, untuk meyesuaika diri dengan keputusan, kepercayaan dan perbuatan dan perbuatan kelompok. Intinya membahas yang ada hubungannya dengan ”Governing Conformity” (penyesuaian individu kepada kelompok ).

Tidak ada komentar: