Pertanyaan :
Dari 41 GUIDES yang ada pada buku Individual In Society (Krech Crutchfield
Ballachey) - Berikan alasan anda mengklasifikasikannya. a). Diklasifikasikan mana
titik berat sudut pandangnya dari psikologi b).
Mana yang dari Sosiologi c). Mana yang dari Antropologi
Jawab :
a. PSICHOLOGICAL FACTORS
COGNITION
Guide 1 : The cognition of the individual are selectively organized (Kognisi individu adalah diorganisasisakan secara selektif) - page 20
Pada Panduan ini disebutkan bahwa kognisi
diorganisasikan secara selektif menunjuk kepada tiga hal yaitu : (1) Individu
melihat obyek-obyek yang diorganisasikan, misalnya ia melihat pemandangan,
bangunan dan orang-orang. Obyek yang dilihatnya dapat diuraikan dalam suatu
tata warna dan titik cahaya yang berserakan membentuk gelombang panjang
berwarna-warni. Namun individu yang menangkap cahaya tersebut tidak melihat
satupun gabungan cahaya dari satu dengan lainnya, tanpa adanya suatu bentuk dan
batas-batas yang jelas. Ia hanya melihat suatu obyek yang berwarna berbentuk
dan berwujud, dan mengenalnya sebagai obyek yang bermakna sebagaimana
pemandangan, gedung dan orang yang dilihatnya. (2). Diantara semua obyek yang
berada dalam lingkungan fisik individu yang sebagian yang masuk ke dalam
kognisinya. Obyek yang tidak penting dan tidak berperan tidak diperhatikan. (3).
Diantara semua karakteristik dari suatu obyek, hanyalah
karakteristik-karakteristik tertentu saja yang dapat ditangkap. Karena
karakteristik-karakteristik ini mungkin berubah bentuk dan memperkuat kebutuhan
individu.
Guide 2 : Cognitions develop
into systems in accordance with the principles of learning and stimulus
organization (perkembangan koginisi ke dalam system-sistem
yang sesuai dengan prinsip-prinsip belajar dan organisasi stimulus) - page 25
Pada Panduan ini disebutkan bahwa kognisi
individual yang terpisah-pisah tentang berbagai obyek akan berkembang menjadi
suatu sistem kognisi. Dengan system ini akan memberikan arah terhadap aksi
sosial dari individu. Terdapat dua macam pendekatan untuk dapat memahami
perkembangan dari sistem kognisi, yaitu : (1). Dengan memberikan tekanan kepada
faktor stimulus yang mencantumkan pengelompokkan (grouping). (2). Penekanan
pada peranan dari pengalaman dalam pengelompokkan.
Guide 3 : The properties of a cognition are influenced by the system of
which it is a part (sifat kognisi adalah dipengaruhi oleh sistem
kognisi yang merupakan bagian secara keseluruhan) - page 30
Pada panduan ini ada beberapa hal yang perlu dikemukakan yaitu :
Peristiwa asimilasi dan kontras, pola pikir serta tingkat adaptasi. Bila
beberapa kognisi dikelompokkan untuk membentuk suatu system maka unsure dari
masing-masing kognisi mengalami perubahan. Perubahan kognisi karena adanya
pengaruh bagian terhadap bagian dan sebaliknya, ini akan Nampak pada peristiwa
asimilasi dan kontras. Asimilasi itu terjadi bila adanya kesamaan-kesamaan
bagian dari keseluruhan, menunjukkan perbedaan yang relative kecil; sedangkan
kontras terjadi bila adanya ketidaksamaan antara bagian-pagian dari keseluruhan
menunjukkan perbedaan yang relatif besar. Yang dimaksud dengan pola piker
adalah suatu cara untuk mempolakan pengaruh system kognisi atau
komponen-komponennya.
Dalam panduan tiga ini disebutkan pula bahwa : kognisi tidak akan
berdiri sendiri, tetapi berada pada system kognisi yang lebih besar. Hubungan
bagian dan keseluruhan dimanifestasikan dalam perwjdan yang sederhana, seperti
dalam kognisi yang lebih kompleks. Pengaruh keselruhan terhadap bagian itu
Nampak misalnya: dalam asimilasi dan kontras. Pada tingkat adaptasi merupakan
gambaran stumulus yang mendorong seseorang member respon atau tidak memberikan
respon dalam posisi netral.
Guide 4 : Cognitive change is typically initiated by changes in the
individuals information and wants (Perubahan kognisi adalah khususnya
sejalan dengan perubahan informasi dan keinginan individu) - page 34
Didalam panduan ini dibahas mengenai
informasi yang baru akan dapat merubah gagasan seseorang. Kognisi yang sama
dapat berbeda karena adanya informasi baru. Namun lebih lanjut dibahas
informasi baru itu belum tentu merubah kognisi, kadang-kadang perubahan itu
terjadi disebabkan karena kejadian yang lain, misalnya adanya keinginan
individu. Oleh karena itu dengan adanya perubahan-perubahan keinginan individu
ini lebih dominan dibandingkan informasinya. Antara perubahan keinginan dan
perubahan informasinya pada umumnya saling terkait.
Guide 5 : Cognitive chage is in part governed by the characteristics of
pre-existing cognitive systems (perubahan kognisi adalah sebagian diatur
oleh karakteristik berbagai sistem kognisi yang mendahuluinya) - page 38
Pada Panduan ini dibahas tingkat dan cara
dalam pengubahan dan informasi menghasilkan perubahan dalam kognisi yang
tergantung atas karakteristik sistem kognitif yang telah dimiliki sebelumnya.
Karakteristik ini ada tiga yaitu : (1) Multiplexity-keaneka ragaman, (2).
Consonance – Keselarasan, (3). Interconnec-edness -saling keterkaitan.
Guide 6 : Cognitive change is in part governed by personality factors (perubahan
kognisi adalah sebagian diatur oleh factor-faktor kepribadian) - page 46
Pada Panduan ini disebutkan bahwa perubahan
kognisi tidak hanya sebuah fungsi yang telah ada sebeleumnya dari sistem kognisi, tetapi
merupakan juga sebuah fungsi karakteristik dari seseorang yang ada pada dirinya
disamping system kognitif – kemampuan intelektual, kemampuan dia untuk
mentolerir kemenduaan kognisi dan ketidaksesuaian, keterbukaan pandangan atau
ketertutupan pandangan, dll.
Kemampuan intelektual sebagian ditentukan
oleh faktor keturunan, sehingga tidak sama bagi setiap orang, dan kemampuan ini
dipengaruhi pula oleh pendidikan. Walaupun pendidikan itu tidak dapat
menghilangkan perbedaan biologis dalam kemampuan intelektualnya. Kemampuan
intelektual seseorang dalam masyarakat diukur dengan kemampuan untuk menemukan
pandangan atau cara berfikir baru dalam memecahkan suatu permasalahan.
Seseorang yang memiliki toleransi yang besar
akan dapat memahami masalah yang mendua dengan penghayatan yang mendalam dan
akan dapat menangani masalah itu dengan penuh pengertian, orang toleransinya
kecil terhadap peristiwa yang mendua relatif tertutup pada informasi baru yang
akan memperluas keanekaragaman dari sIstem kognisi. Selain dihadapkan pada
situasi mendUa maka kemampuan didasari pula oleh kepribadian yang membahasa
cara yang benar atau salah dalam memecahkan suatu persoalan.
Determinan akurat yang telah dipelajari oleh
setiap orang tergantung pada kesimpulan sebagai berikut : 1). Alam dari setiap
perilaku seseorang akan mendapat pengaruh secara akurat pula oleh maksud dari
kelakukan yang relevan dengan fokus perhatiannya yang telah diarahkan secara
khusus, 2). Tidak ada pertimbangan lain yang dapat menjelaskan mengenai
kemampuan umum. 3). Beberapa orang lebih mudah untuk mempertimbangkan dari pada
yang lainnya.
MOTIVATION
Guide 7 : The thought and
action of the individual reflect his wants and goals (Pikran dan tindakan dari individu mencerminkan keinginan dan tujuannya)
- page 70
Pada Panduan ini dibahas bahwa Keinginan
individu mengintegrasikan dan mengorganisasikan semua kegiatan psikologis serta
mengarahkan kegiatan atau tindakannya dalam usaha mencapai tujuan. Semua
aktifitas, apa yang ia tanggapi, pikirkan, rasakan, mengaktifkan kebiasaan lama
serta membentuk kebiasaan baru, adalah kegiatan-kegiatan yang dipengaruhi oleh
keinginan yang mendorong individu dan tujuan yang ingin diraihnya.
Guide 8 : The wants and goals of the individual continuously develop
and change (Keinginan dan tujuan dari individu secara
terus menerus berkembang dan berubah) - page 71
Pada Panduan ini disebutkan bahwa bukan hanya
Keinginan yang berpengaruh terhadap tingkah laku seseorang tetapi juga situasi
dan kondisi, kebiasaan masyarakat, serta sikapnya. Motivasi yang bisa juga
dinyatakan dengan istilah kebutuhan merupakan suatu daya atau suatu gaya yang
mendorong atau member alas an individu untuk bertindak atau berperilaku.
Macam-macam daya pendorong individu untuk memprakarsai, mempertahankan, serta
mengembangkan suatu tindakan ata perilakunya dapat digolongkan dalam dua macam,
yaitu : (1) Gaya positif, (2) Gaya negatif. Kebutuhan dan Faktor-faktor yang
mempengaruhinya adalah : 1). Keadaan Fisiologis dan Psikologis, 2). Pengalaman
dan lingkungan.
Guide 9 : Wants and goals become organized around the self ( Keinginan dan tujuan menjadi diorganisasikan disekitar diri) - page 79
Pada Panduan ini disebutkan bahwa manusia
didorong untuk bertindak oleh pengaruh-pengaruh rasa keinginan yang selalu
timbul dalam dirinya. Keinginan ini minta penyelesaian dengan segera, keinginan
mempengaruhi manusia untuk bertindak mencari pemuasan. Lingkungan sosial dan
kultural menetapkan syarat-syarat yang wajar bagi setiap individu dalam menetapkan
bentuk pemuasan kebutuhan yang dapat dipilih oleh individu. Karena itu bagian
jiwa yang membuat keputusan, ego atau aku manusia, selalu berkewajiban untuk
menetapkan bentuk tingkah laku penyesuaian yang sebaik-baiknya ditinjau dari
sudut individu dan lingkungannya.
Timbulnya kebutuhan seseorang untuk mencapai
tujuan tertentu mengandung arti bahwa orang tersebut mau membentuk dan
mempertahankan pribadinya. Segala kebutuhan dan tujuan seseorang harus
bersumber dari dalam diri sendiri, karena dirilah yang mengatur semua keinginan
dan tujuan seseorang.
Guide 10 : The arousal of any particular set of wants depends upon the
momentary physiological state, situation, and cognitions of the individual (Timbulnya seperangkat keinginan yang khusus tergantung pada keadaan
fisiologis, situasi, dan kognisi individu) - page 84
Pada Panduan ini disebutkan bahwa pada
umumnya keinginan-keinginan seseorang tidaklah aktif tetapi terpendam, hanya
seperangkat keinginan khusus (tertentu) yang aktif dalam mengarahkan dan menunjang
tingkah laku pada suatu peristiwa tingkah laku antar pribadi. Timbulnya
seperangkat keinginan pada seseorang tergantung pada keadaan fisiologis,
situasi, lingkungan dan pikirannya.
Tindakan tertentu dari seseorang bisa dipakai
sebagai dasar untuk menyimpulkan sampai seberapa jauh atau kuat keinginan yang
mendorong seseorang untuk berbuat sesuatu. Berbagai tindakan tertentu bisa
dipakai untuk mendeteksi, termasuk diantaranya persepsi dan perilaku emosional
seseorang. Petunjuk akan adanya keinginan bisa tampak pada pencarian atau
penelitian seseorang terhadap sesuatu, pemilihannya, perhatian terhadap sesuatu
obyek tertentu atau satu kelompok obyek, kegigihan dan kebulatan hatinya dalam
berbuat sesuatu sehingga obyek tertentu itu dapat dicapainya, kegiatan macam
apa, tempat dia melibatkan diri, sampai sejauh mana dia bertindak. Demikian
pula pernyataan rasa puas karena tujuan tertentu telah tercapai, atau juga
pernyataan tidak puas kalau gagal mencapai tujuan tertentu.
Guide 11 : The social behavior of the individual is chaneled by his
interpersonal response traits- relatively consistent and stable dispositions to
respond in distinctive ways to other persons (Perilaku sosial dari
individu adalah disalurkan oleh sifat respon antar pribadi – penempatan yang relatif konsisten dan stabil
untuk respon pada pandangan khusus terhadap orang lain) - page 104
Pada Panduan ini disebutkan bahwa didalam
suatu masyarakat, seseorang mengembangkan bentuk khusus dari “Interpersonal
Response Traits (IRT)” dihubungkan dengan karakter sosialnya. Traits ini
adalah respon konsisten dan stabil yang dihasilkan oleh tingkah laku individu
didalam suatu macam keadaan sosial.
Bentuk sesuatu traits karakter individu
adalah hasil dari faktor-faktor pokok perkembangan individu yang dipengaruhi
oleh lingkungan sosial dan sejarah masa lampau yang meninggalkan pengalaman
keberhasilan dan kegagalan dalam berbagai masalah yang diharapkan memberikan
kepuasan keinginan.
Interpersonal traits dikategorikan kedalam 3 bagian yaitu: (1) Role
Dispositions : kekuasaan, dominan, inisiatif sosial, dan independen. (2) Sociometric
Dispositions: menerima orang lain, bergaul, berteman, dan simpatik. (3) Expressive
Dispositions : bersaing, agresif, kesadaran diri, memperlihatkan
kemampuannya.
Sehubungan dengan itu, sebagai contoh
suatu “interpersonal disposition” misalnya “aggressiveness” adalah “traits”
yang menekankan bahwa ia digambarkan sebagai sesuatu yang khususnya pada
individu. Terjadinya sikap agresif tergantung situasi. Satu hal yang penting
adalah : individu-individu akan terlihat agresif di dalam suatu kelompok pada
suatu masyarakat dibandingkan jika individu itu berdiri sendiri di dalam
masyarakat. Kesimpulannya : suatu karakter tingkah laku adalah “Traits” yang ditunjukkan oleh “aggressiveness” individu. Traits
terdapat dalam diri manusia dengan jumlah yang berbeda-beda. Setiap individu
memiliki tingkatan “aggressiveness”
pada “ Interpersonal Respones Traits
(IRT).
Guide 12 : The interpersonal response traits of the individual are the
end products of his characteristic experiences in satisfying his most
frequently and most intensely aroused wants (Sifat respon
antarpribadi dari individu adalah produk akhir dari karakteristik pengalamannya
dalam frekuensi kepuasan terbanyaknya dan munculnya keinginan yang sangat
banyak) - page 115
Pada Panduan ini menyebutkan IRT Didorong
oleh berbagi keinginan, yaitu agar ia segera memperoleh kepuasan, tetapi hal
tersebut dapat segera terpenuhi apabila ia dapat menentukan tujuannya terlebih
dahulu. Dan akan frustasi jika ia tidak
dapat menentukan tujuan terlebih dahulu. Dalam mengendalikan frustasi-frustasi
ini dapat mengambil satu jalan atau lebih dari berbagai ketahanan dirinya
secara mekanis. Tetapi, cara individu untuk segera memenuhi keinganannya dan frustasinya ia dapat
secara bersamaan atau serentak. Namun hal ini sangat dipengaruhi oleh tingkah
lakunya. Ini adalah suatu penerapan yang konsekuen yang kurang lebih stabil di
dalam “interpersonal response trains”
dengan sendirinya. Nampaknya sifat-sifat itu mirip dengan bentuknya dalam
memenuhi keinginannya. Dimana setiap individu akan dipengaruhi oleh tingkah
lakunya. Self-concept akan
dipengaruhi oleh bentuk dan perubahan pada interpersonal
response traits. Sedangkan Interpersonal
response traits itu sendiri merupakan refleksi kognisinya.
b. SOCIAL FACTORS
Guide 13 : The social actions of the individual reflect his
attitudes-enduring systems of positive or negative evaluations, emotional
feelings, and pro or con action tendencies with respect to social objects (Tindakan sosial dari individu mencerminkan sikap-sikapnya, sistem yang
abadi dari evaluasi positif atau negative, perasaan-perasaan emosial, dan
kecenderungan-kencenderungan tindakan yang pro dan kontra terhadap obyek-obyek
sosial) - page 139
Pada Panduan ini dinyatakan bahwa sikap itu
suatu sistem, karenanya sikap tentu mempunyai obyek. Obyek sikap adalah segala
sesuatu yang ada pada individu. Individu mempunyai sederetan sikap terhadap
obyek-obyek didalam dunia fisik yang mengelilinginya, dalam dunia sosialnya,
orang lain, kelompok orang, organisasi social, politik dan ekonomi. Dia
memiliki variasi sikap pada seni, filsafat, Tuhan, akhirat, dan terhadap
dirinya sendiri.
Walupun demikian banyaknya obyek, namun
banyaknya sikap seseorang itu terbatas. Seseorang “hanya” memiliki sikap
terhadap obyek yang ada di dalam dunia kejiwaannya. Ada tiga komponen sikap
yaitu cognitive (kognitif), feeling (perasaan), dan action
tendency (kecenderungan bertindak)
Guide 14 : Attitudes differ in
their effects on social action according to their primary characteristics (Sikap-sikap berbeda di dalam pengaruhnya pada tindak social menurut
karakteristik-karakteristik primernya) - page 141
Pada Panduan ini disebutkan bahwa tidak semua
sikap sama dalam struktur sistemiknya. Sikap berbeda satu dengan lainnya dalam
sejumlah karakteristik-karakteristik dasar. Bagaimana suatu sikap berpengaruh
atas tindakan adalah sebagian ditentukan oleh pola khusus dari pada
karakteristik-karakteristiknya. Sebagian karakteristik-karakteristik sikap
menyinggung hakekat komponen sistem sikap, sebagian menyinggung hakekat sistem
itu sendiri dan sebagian menyinggung hakekat konstalasi dari sikap seseorang.
Masing-masing dari ketiga komponen-komponen suatu sikap dapat berbeda dalam
valensi (derajat kepositifan atau kenegatifan dari komponen-komponen kognitif)
dan dalam derajat multipleksitasnya (jumlah atau variasi dari unsur-unsur yang
terpisah yang membentuk komponen kognisi, perasaan atau kecenderungan tindak
dari suatu sikap).
Guide 15 : Attitudes develop in the process of want satisfaction (Sikap berkembang dalam proses pemuasan keinginan) - page 181
Pada Panduan ini disebutkan bahwa dalam menghadapi berbagai masalah untuk mencoba memenuhi keinginannya,
individu mengembangkan sikap-sikapnya. Dia mengembangkan sikap yang
menguntungkan terhadap obyek dan orang-orang yang dapat memuaskan keinginannya.
Guide 16 : The Attitudes of the individual
are shaped by the information to which he is exposed (Sikap
individu adalah dibentuk oleh informasi
yang diperolehnya) - page 186
Pada Panduan ini disebutkan bahwa informasi yang diperoleh seseorang atau sekelompok orang dapat membentuk
atau menentukan sikap orang atau kelompok orang tersebut, dimana informasi yang
menyebabkan terbentuknya sikap adalah berhubungan dengan sikap-sikap lain.
Informasi baru sering membentuk sikap bila terdapat konsonan dengan sikap yang
telah ada. Proses pembentukan sikap setelah adanya sinkronisasi antara
informasi dan sikap sebelumnya.
Sikap yang terbentuk terutama dari respon terhadap informasi, mungkin
valid dengan komponen kognisi dari sikap sebelumnya dan terdapat kecocokan
dengan fakta mengenai obyek sikap tersebut. Bila hal itu tidak terjadi maka
individu tidak dapat menanggulangi permasalahan yang dihadapinya dalam
kedudukannya sebagai anggota masyarakat.
Sikap manusia yang validitasnya kurang disebabkan oleh informasi yang
didapatnya tidak cukup menggambarkan fakta yang benar. Kekurangan pengetahuan
tentang fakta-fakta dan hubungannya menimbulkan interpretasi yang keliru
tentang sikap.
Ketidakbenaran fakta dapat menimbulkan sikap yang negative. Kebenran
fakta sangat erat hubungannya dengan sumber data. Sumber fakta dapat
diklasifikasikan atas tiga jenis : (1) Otoritas, (2) Diciptakan, ditemukan,
atau distorsi fakta, (3) Penampilan dan realitas.
Guide 17 : The group affiliations
of the individual help determine the formation of his attitudes (Afiliasi
kelompok dari individu menentukan pembentukan sikapnya) - page 191
Pada Panduan ini disebutkan bahwa sikap individu cenderung mencerminkan kepercayaan, nilai-nilai, dan norma-norma
kelompoknya. Individu yang berafiliasi pada suatu kelompok merupakan golongan
minoritas yang dapat dipengaruhi oleh anggota-anggota lainnya sebagai golongan
mayoritas.
Kelompok-kelompok yang dapat mempengaruhi individu dapat berupa
kelompok primer, membership group, atau kelompok reference. Peranan afviliasi
kelompok dari individu dalam perkembangan sikapnya dapat diperiksa dengan
memulai pengamatan bahwa anggota-anggota kelompok cenderung memiliki sikap yang
sejenis. Tiap kelompok dibentuk untuk tujuan tertentu.
Guide 18 : The attitudes of the individual reflect his personality (Sikap individu
mencerminkan kepribadiannya) - page 199
Pada Panduan ini disebutkan bahwa gambaran umum kepribadian adalah introvert dan ekstrovert, berkuasa dan
tunduk serta konservatip dan radikal. Tinjauan tentang hubungan kepribadian dan
sikap keagamaan, hubungan kepribadian dan sikap sukuisme (enthnocentris),
hubungan kepribadian dan sikap politik serta hubungan kepribadian dan sikap
internasionalis.
Guide 19 : The modifiability of
a attitude depeds upon the characteristics of the attitude system, and the
personality and group affiliations of the individual (Keterubahan
suatu sikap tergantung kepada karakteristik system sikap, kepribadian individu
dan afilasi individu terhadap kelompoknya). - page 216
Pada Panduan ini disebutkan bahwa
karakteristik sistem sikap baik yang dimiliki sebelum maupun sesudah
terbentuknya sikap tersebut mempengaruhi terhadap pembentukan suatu sikap
tertentu. Sikap itu berbeda-beda dalam hal keterubahannya atau kemudahan untuk
diubahnya. Faktor penentu utama keterubahan sikap adalah karakteristik sikap,
kepribadian individu, dan affiliasi individu terhadap kelompoknya. Perubahan
yang bersifat konruen lebih mudah terjadi dibandingkan dengan yang bersifat
inkongruen. Hal ini bergantung kepada derajat keekstriman, multipleksiti,
konsistensi, keterikatan, konsonan, keinginan yang membentuk sikap serta nilai
yang berhubungan dengan sikap itu sendiri.
Keterubahan sikap tergantung juga kepada
tingkat intelegensia individu, general persuasibility, dan kebutuhan dan gaya
kognitifnya. Sikap yang mempunyai dukungan social yang kuat melalui afiliasi
individu terhadap kelompok sulit diubah. Jika seseorang menilai anggotanya
dalam kelompok, dia cenderung mempertahankan sikap itu untuk memelihara
statusnya.
Guide 20 : Attitude chage is broughts about through exposure to additional
information, changes in the group affiliations of the individual, enforced
modification of behavior toward the object, and through procedures which change
personality (Perubahan sikap dihasilkan karena adanya pertambahan informasi,
perubahan afiliasi kelompok individu, perubahan perilaku terhadap obyek dan
arena prosedur yang dapat merubah kepribadian) - page 225
Pada Panduan ini disebutkan bahwa pembentukan sikap dan perubahan sikap tidak merupakan tahap-tahap yang
terpisah-pisah dalam kehidupan sikap. Pembentukan dan perubahan sikap itu
merupakan fase-fase yang berkesinambungan. Bahwa sikap-sikap yang khas dari
seorang individu, ditentukan secara terjalin dengan informasi yang bermakna
bagi dirinya. Perubahan sikap seseorang dihasilkan melalui manipulasi
faktor-faktor tersebut. Sikap dipergunakan oleh seseorang untuk membentuk
dunianya supaya punya rti, teratur dan stabil. Kita perkirakan bahwa
pertambahan informasi bagi seseorang cenderung akan membawa akibat yang dalam
terhadap perubahan, perluasan atau membatasi dunianya. Bilama informasi
tertentu tertuju kepada seseorang cenderung untuk bersatu dengan sikapnya, maka
sikapnya yang sedang dalam perubahan. Sikap seseorang juga terbentuk sebagai
hasil interaksi dengan orang lain di dalam kelompoknya. Sebagai hasil interaksi
tersebut ia mencerminkan kepercayaan, norma, dan nilai-nilai yang dianut
kelompoknya.
Guide 21 : The direction and
degree of attitude change induced by additional information is a function of
situational factors and of the source, medium, form, and content of the
information (Arah dan tingkat dari perubahan sikap oleh bertambahnya informasi
adalah sebah fungsi dari faktor-faktor situasional dan sumber, media, bentuk
dan isi informasi) - page 226
Pada panduan ini kita akan menggunakan istilah “informasi” termasuk
selruh sumber pengalaman yang terkait dengan obyek sikap. Karena pengertian
informasi ini luas sekali, termasuk didalamnya baik informasi secara formal
yang menyangkut dinas-dinas pendidikan dan dinas propaganda, maupun informasi
yang sifatnya informal yang menyangkut pembicaraan orang-orang dalam hal obyek
sikap atau pengalaman langsung dari seseorang dalam hal obyek sikap. Apakah
kiranya hal-hal yang menyangkut jenis informasi sifat dan keadaan situasi pada
waktu informasi itu diterima akan memainkan peranan penting atau tidak, untuk
menentukan informasi tersebut efektif tidaknya terhadap perubahan sikap.
Apakah informasi baru akan merubah sikap-sikap ? bergantung pada sifat
komunikasi, karakteristik komunikator, media komunikasi serta bentuk dan isi
pesan. Tiga karakteristik situasi komunikasi yang mempengaruhi efektifitas
propaganda adalah kelompok menentang pendengar tunggal, public penentang
komitmen pribadi terhadap posisi yang mennjang, putusan kelompok menentang
metode ceramah. Pendengar kelompok adalah lebih efektif dari pada pendengar
tunggal kalau mayoritas kelompok berada pada posisi komunikator, ia akan kurang
efektif kalau mayoritasnya adalah berlawanan. Sementara itu pesan-pesan dengan
lisan adalah lebih efektif dari pada pesan-pesan media massa, meskipun media
massa dan perubahan social dengan mempengaruhi multnya pemimpin-pemimpin dalam
masyarakat.
Guide 22 : The effectiveness of new group affiliations in inducing attitude change is
a function of thecharacteristic of the group and the nature of the individual's
membership in the group (Efeketifitas afiliasi kelompok baru dalam meng-induksi perubahan sikap
merupakan suatu fungsi karakteristik kelompok dan keberadaan keanggotaan
individu dalam kelompoknya) - page 246
Pada Panduan ini disebutkan bahwa bila seorang individu menggabungkan dirinya dengan sebuah kelompok baru,
ia cenderung sebagai seorang “social
entrance ticket”, untuk mengadopsi sikap-sikap yang berdasarkan pada
nilai-nilai dan norma-norma kelompok itu. Tidak semua anggota kelompok sama
karakter keanggotaannya. Tingkat dimana anggota baru dari suatu kelompok
menerima sikap yang dianggap cocok oleh norma kelompok, sebagian ditentukan
oleh karakteristik keanggotaan. Ada tiga karakteristik keanggotaan : 1). Status
anggota baru, 2). Tingkat dimana anggota baru menilai keanggotaan dalam
kelompok, 3). Keabsahan dari norma kelompok.
Guide 23 : The effectiveness of enforced modification of behavior in inducing attitude
change is a function of the circumstances of the enforcement and the reaction
of the individual to it (Efektifitas dari perubahan perilaku yang dipaksakan dalam mempengaruhi
perubahan sikap merupakan fungsi dari keadaan pemantapan dan rekasi individu
kepadanya) - page 253
Pada Panduan ini disebutkan bahwa orang tidak dapat memperoleh perubahan sikap dan perilaku melalui hukum
atau paksaan. Namun pernyataan itu banyak dibantah dengan bukti bahwa banyak
studi efek dari perubahan perilaku yang dipaksanak terhadap suatu obyek sikap
dengan jalan menunjukkan bahwa perubahan sikap tambahan dapat diperoleh.
Selanjutnya ditambahkan pengaruh dari dua tipe perubahan perilaku yang
dipaksakan terhadap sikap: 1). Kontak yang intim dengan anggota kelompok
minoritas dipaksakan terhadapindividu melalui undang-undang atau keadaan, 2).
Peran yang dituntut dimana pertentangan sikap terhadap sikap yang nyata dari
individu harus dinyatakan secara umum.
Perubahan tingkah laku yang dipaksakan akan menyebabkan efektifitasnya
terhadap beberapa faktor : 1). Kontak yang dipaksakan dengan anggota dari
kelompok minoritas cenderung untuk memperbaiki pergeseran secara otomatis, 2).
Bila ada kepentingan untuk menyesuaikan dengan obyek yang negatif, ada
kecenderungan untuk menyingkap aspek yang mendukung obyek itu.
Guide 24 : The
effectiveness of personality change techniques in producing attitude change
depends upon the appropriateness of the techniques to the function of the
attitude for the personality (Kefeektifan teknik perubahan kepribadian dalam menghasilkan perubahan
sikap tergantung kepada teknik yang tetap terhadap fungsi sikap terhadap
kepribadian)
Pada Panduan ini disebutkan bahwa pengaruh sikap sangat berguna bagi seseorang, antara lain misalnya: a).
Dalam mencari arti, b). Sebagai alat untuk menentukan keinginan, c).
Kemungkinan mereka mempertahankan konsep-konsepnya.
Dengan mempunyai sikap prasangka, maka dapat mempertahankan dirinya
dari perasaan tidak disukai, seperti misalnya : a). Sikap permusuhan, b). Sikap
agresif, c). Sex dengan memproyeksikan dirinya ke dalam kelompok-kelompok
minoritas.
Dalam kehidupan masyarakat, berubah atau tidak berubahnya sikap
seseorang, it merupakan produk interaksi yang kompleks diantara bermacam-macam
factor. Orang diharapkan dengan informasi baca, yang mungkin membantu atau
bertentangan dengan sikapnya yang ada, dengan tujuannya yang dapat menimbulkan
konflik. Berubah tidaknya sikap, merupakan hasil akhir dari interaksi
bermacam-macam yang kompleks.
c. THE SOCIAL AND
CULTURAL FACTORS
Guide 25 : Communication – the interchange of meaning among people-occurs mainly
through language and is possible to the degree to which individuals have common
cognitions, wants, and attitude (Komunikasi – pertukaran makna diantara orang melali bahasa dan dapat
terjadi sampai tingkat dimana individu-individu mempunyai kognisi-kognisi,
keinginan-keinginan dan sikap yang umum)
- page 263
Pada Panduan ini disebutkan kalau kita membandingkan manusia dengan kera, maka pembeda yang terbesar
adalah bahasa. Melalui bahasa manusia itu berpikir, merasa, dan
mempertimbangkan segala sesuatu di dalam kehidupannya. Melalui bahasa manusia
itu menyimpan pengalaman-pengalamannya, melestarikan, dan mentransformasikan
kepada generasi seterusnya. Hanya melalui bahasalah manusia itu sebagai pelaku
sejarah dan memungkinkan mereka hidup bermasyarakat dan memancarkan suatu
kebudayaan yang mandiri. Manusia adalah hewan yang berbicara. Ia telah membangun
suatu dunia kata-kata dan hidup didalamnya seperti ia hidup didunia yang
didiami oleh benda-benda dan individu-individu. Manusia menggunakan kata-kata
sebagai alat mengontrol tingkah lakunya sendiri dan tingkah laku orang lain.
Dengan berbahasalah manusia itu berdialog dengan dirinya sendiri dan dengan
manusia lain. Seseorang mengubah pikirannya menjadi bunyi-bunyi bahasa (ujaran)
dan manusia lain menyimaknya dengan alam pikirannya pula dan mengubah
bunyi-bunyi bahasa itu menjadi makna dengan interpretasi dan imajinasinya yang
selurus dengan pikiran pengujar sehingga dengan demikian terjadilah dialog
kedua manusia itu, terjadilah komunikasi diantara mereka.
Guide 26 : Language reflects
both the personality of the individual and the culture of his society and in
turn helps shape personality and culture (Bahasa memancarkan kepribadian individu dan
budaya masyarakatnya dan pada gilirannya membantu membentuk kepribadian dan kebudayaan) - page 275
Pada Panduan ini disebutkan bahwa tingkah laku berbahasa seseorang akan memantulkan sifat dasar
kepribadiannya. Begitu juga halnya dengan tingkah laku bahasanya, yang telah
berkembang dalam konteks kebudayaan khususnya, akan memantulkan sifat dasar
kebudayaan itu.
Bahasa dan kognisi berhubungan sat sama lain. Teori-teori yang ditarik
dari studi antar bdaya menyimpulkan bahwa masyarakat bangsa menggambarkan
realitas dalam berbagai cara, tetapi pekerjaan tersisa yang harus dilakukan
untuk memperoleh pengertian lebih lanjt, yaitu pengertian kita tentang pengaruh
bahasa terhadap tingkah laku. Interpreatsi yang paling beralasan dari hubungan
antara bahasa dan kognisi akan tampak dalam sejarah suatu kebdayaan bahwa
ciri-ciri tertentu bahasa dan pikiran
bangsa atau orang berkembang bersama, keduanya dipengaruhi oleh lingkungan
fisik kelompok itu dan juga oleh sejarahnya.
Guide 27 : Language makes possible the growth and trasmission of cultures, the
continuity of societies, and the effective functioning and control of social
groups (Bahasa memungkinkan terjadinya pertumbuhan dan penyebaran budaya,
kelangsungan masyarakat, dan kelancaran fungsi serta kontrol kelompok-kelompok
masyarakat) – page 303
Pada Panduan ini membahas peranan bahasa yang sangat penting dalam penyebaran kebudayaan dan dalam
aktifitas masyarakat manusia. Disebutkan : 1). Hanya manusia yang dapat
berbangsa- yakni bahasa yang berbentuk lambang atau simbol yang digunakannya
sebagai media komunikasi. 2). Dengan bahasa inilah makna-makna dan nilai-nilai
dibentuk dan disebarkan dalam masyarakat manusia. 3). Dan bahasa pulalah yang
telah berfungsi sebagai wahana bagi pembentukan dan penyebaran kebudayaan dalam
satu generasi, maupun dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Guide 28 : The coordination
and control of the activities of the members of society are achieved through
systems of positioning and roles (Koordinasi dan control kegiatan anggota masyarakat dapat dicapai
melalui sistem posisi dan peranan) – page 310
Pada panduan ini menjelaskan bagaimana kita menemukan ciri-ciri utama
yang memungkinkan masyarakat dan kelompok mengamati perilaku seseorang secara
efektif adalah karena masyarakat dan kelompok itu mengembangkan system
“psychological niches” yaitu bagaimana membantu menentukan perkembangan
psikologis seseorang serta membantu menentukan kemudahan seseorang pindah dari
satu ’niches’ ke ‘niches’ yang lain.
Setiap individu menduduki posisi dari setiap sistem klasifikasi dan
posisi orang tersebut berubah-rubah sesuai dengan pertumbuhan usianya.
Perkembangan minat dan kecakapannya, jenis pekerjaan yang dimiliki, menikah
atau belum, dan sebagainya. Selain itu dibahas juga tentang peranan yang dapat
dipandang sebagai tugas dan kewajiban dari posisi yang harus dilaksanakan.
Peranan dapat dipandang juga sebagai suatu posisi dibatasi oleh peranan posisi
yang berhubungan.
Guide 29 : Every society has status systems, the most pervasive of which is social
class; social class significantly determines the social environment and power
of the individual (Setiap masyarakat memiliki system status
terutama dalam kelas sosial, dimana kelas sosial menentukan lingkungan sosial
dan kekuatan individu)– page 313
Pada panduan ini disebutkan bahwa koordinasi dan control kegiatan
masayarakat dicapai melalui posisi dan peranan. Peranan yang berbeda kategori
dan klasifikasinya. Dalam masyarakat terdapat sejumlah sistem status sosial
yang orang-orangnya bisa dilihat dari
kekayaan dan prestis yang dimilikinya.
Tiga metode dipergunakan untuk mengukur posisi kelas social anggota-anggota
kelompok masyarakat tersebut, yaitu metode obyektif, subyektif, dan reputasi.
Arti penting dari kelas social bagi psikolog social adalh bahwa kelas social
membantu menentukan lingkungan sosial seseorang dan melancarkan bentuk latihan
kultur yang diterimanya. Masyarakat metropolitan timbul dari adanya area sosial
berupa kelompok-kelompok lingkungan tertentu yang sama karakeristiknya,
demografi dan ekologinya. Area sosial dihuni oleh orang-orang yang cenderung
memiliki sikap dan politik yang sama dan area sosial ini akan terus stabil
walaupn prosentase pergantiannya cukup tinggi.
Guide 30 : The openness of
status systems to vertical social mobility is determined by functional
requirements of the society; mobility has both positive ad negative conseqquences
for individual and for the group (Keterbukaan sistem status terhadap mobilitas sosial yang vertical
ditentukan oleh persyaratan masyarakat yang fungsional. Mobilitas sosial
memiliki konsekuensi-konsekuensi positif dan negative baik terhadap individu
maupun terhadap kelompok) – page 326
Pada panduan ini disebutkan bahwa pada masyarakat industry modern
terjadi mobilitas social secara vertical dan konstan. Studi komperatif
menunjukkan mobilitas di masyarakat barat merata. Mobilitas individu ke atas
akan mengalami hambatan keamanan dan ketegangan, sedangkan masyarakat akan
menerima hambatan-hambatan tersebut yang ditimbulkan oleh solideritas kelompok.
Perbedaan antara kedudukan-kedudukan individu dalam aneka ragam system status
masyarakat seperti pekerjaan, kekuatan atau kemampuan, ekonomi dan system kelas
social merupakan sumber-sumber berbagai frstasi bagi setiap individu dan
cenderung menjadi ekstrim dalam tindakan-tindakan politik.
Guide 31 : In coping with their common problem the members of society try various
solutions, certain of which become firmly established and are transmetted to
successive generations as the culture of that society (Dalam
menanggulangi suatu persoalan yang biasa timbul dalam masyarakat itu sendiri,
anggota masyarakat itu sendiri mencoba memecahkan persoalannya dan pemecahan
yang demikian sudah ada sejak dulunya serta hal demikian berlaku terus sebagai
kebudayaan masyarakat itu) – page 341
Dari panduan ini bisa disimpulkan bahwa kebudayaan masyarakat termasuk
juga hal-hal yang mengenai perangkat-perangkat aturan yang dapat memecahkan
persoalan dalam masyarakat itu sendiri. Cara menyelesaikan persoalan itu
berlainan dari masyarakat yang satu dengan yang lain sehingga dapat dikatakan
tidak ada dua masyarakat yang indentik sama.
Guide 32 : The culture of a people consists of their distinctive modal patterns of
behavior and the underlying regulatory beliefs, values, norm, and premises (Kebudayaan satu
bangsa terdiri dari kelakuan yang berlainan dan aturan-aturan kepercayaan,
nilai norma, dan aturan yang mendasarinya)– page 344
Panduan ini menyebutkan bahwa kebudayaan itu adalah hasil hubungan
manusia dengan lingkungannya (baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial)
atau dengan kata lain kebudayaan itu dapat ditafsirkan sebagai cermin tingkah
laku manusia dalam menjawa masalah-masalah yang dihadapinya.
Didalam meneliti kebudayaan suatu masyarakat, antropologi boleh
meggunakan sejumlah metoda yang berbeda-beda. Banyak pendekatan antropologi
terhadap metoda lapangan, dimana mereka hidup menyendiri bersama masyarakat
yang dipelajarinya. Dalam gambaran suatu gambaran kebudayaan, antropologi
melakukan personal tingkah laku yang bermacam-macam pada daerah pemukiman yang
sangat luas dan menginterview informan yang dipilih untuk mengungkapkan
berbagai manusia pada kebudayaan-kebudayaan yang bervariasi. Disebutkan juga bahwa metoda analisis isi
adalah suatu teknik untuk menguraikan bermacam-macam sistem yang membuktikan
isi daripada komunikasi yang telah dipergunakan terhadap studi kebudayaan.
Metoda ini digunakan berdasarkan asumsi bahwa pembuktian isi dari setiap
kebudayaan yang dihasilkan seperti buku-buku, permainan-permainan, gambar-gambar,
kepercayaan-kepercayaan dan nilai-nilai budaya. Penggunaan analisis ini berlaku
di dalam mempelajari perubahan kebudayaan dan didalam studi perbandingan
terhadap kebudayaan yang dipermasalahkan. Didalam metoda kebudayaan silang,
setiap masyarakat telah dibuat suatu tingkatan ukuran kebudayaan yang dipilih.
Contoh-contoh tingkatan pada masyarakat yang berbeda-beda tersebut kemudian
dibanding-bandingkan untuk mengetahui kesamaan dan perbedaan masyarakat
tersebut.
Guide 33 : A group comes
into being to achieve the wants of its members, in the course of interaction
the members develop a group ideology which regulates their attitudes and action
and influences their satisfactions (Kelompok berusaha memenuhi keinginan para
anggotanya. dalam proses interaksi para anggota, berkembang ideologi kelompok
yang mengatur sikap-sikap dan aksinya serta mempengaruhi kepuasan mereka) – page 393
Disimpulakan dalam panduan ini bahwa 1). Keinginan berkuasa dari
anggota yang tinggi statusya, dilayai oleh anggota kelompok yag lain sebagai
afiliasi. 2). Dengan kerjasama kelompok individu mencapai tujuan sosial yang
esensial. 3). Perubahan keinginan individu terjadi adanya pengalaman baru dari
kelompok. 4). Keaneka-ragaman keinginan anggota kelompok yang mengasah kepada
afiliasi kelompok, biasanya setuju dengan tujuan kelompok. 5). Kedua macam
tujuan kelompok tercapai, karena: relevan dengan pemuasan keinginan anggota,
sesuai dengan cara yang digariskan, anggotanya mau berpartisipasi. 6).
Penerimaan norma oleh kelompok bergantung kepada: kelayanan norma, cohesiveness
kelompok dan karakteristik dari pemaksaan norma. 7). Pola tindakan umum dalam
interaksi anggota yang mencerminkan tujuan dan ideologi kelompok mempunyai
nilai fungsional. Juga pola peran yang berbeda oleh anggota yang menduduki
berbagai posisi dalam kelompok.
Guide 34 : In all groups, the positions, roles, and powers of the members become
differentiated and organized into a system- the group structure-which
influences the functioning of the group and the satisfaction of the member (Didalam semua
kelompok, kedudukan, peranan, dan kekuasaan anggota kelompok menjadi dibedakan
dan terorganisir ke dalam system – susunan kelompok yang mempengaruhi fungsi
kelompok dan kepuasan anggotanya)– page 410
Pada panduan ini mengungkapkan permulaan terbentuknya kelompok dan
faktor-faktor lainnya yang mempegaruhi pemembetukan kelompok adalah: 1). ikatan
pertalia keluarga, 2). keanggotaan kelompok etik, 3). Jenis kelamin, 4).
persamaan nilai dan sikap.
Setiap keberanekaragaman kedudukan akan menyebabkan kelompok mengakui
memiliki fungsi khusus yang memberikan sumbagan dalam beberapa hal terhadap
tujuan kelompok sistem yang terdefinisi terhadap kedudukan merupakan susunan
dari kelompok.
Kelompok dan organisasi sangat beranekaragam dalam bentuk kekakuan
susunannya. Pada suatu ekstrem, terdapat kelompok dan organisasi yang sangat
formal dimana terdapat susunan posisi yang telah terbentuk sebagai sistem,
dengan hak dan kewajiban serta peranan tiap-tiap anggotanya telah dinyatakan
dalam aturan dan tata tertib yag tertulis. Dengan demikian tingkah laku yang
berlebihan dapat diperkecil.
Guide 35 : The emergence of leadership and its functions in a group are determined by the structure, situation, and
tasks of the group (Timbulnya kepemimpinan dan fungsi-fungsinya dalam suatu kelompok,
ditentukan oleh strktur, situasi dan tugas-tugas dari kelompok tersebut)– page 423
Pada panduan ini menjelaskan
diataranya melihat pemimpin dengan memperhatikan posisi mereka di dalam
kelompok, peranan penting yang dimainkannya dalam menentukan tujuan, ideologi,
struktur dan luasnya aktifitas anggota kelompok. Hubungan timbal balik dari
situasi, struktur dan tugas kelompok menentukan bagaimana timbulnya
kepemimpinan dan fungsinya.
Makin besar dan kompleksnya suatu kelompok, kelompok tersebut
berkembang, makin banyak pula unit-unit atau pembagian kerja yang terbentuk
dalam kelompok tersebut. Bila kelompok menghadapi masa-masa kritis, seorang
atau lebih yang dipadang oleh anggotanya mempunyai karakteristik tertentu,
misalnya : keberanian atau mempunyai kepercayaan diri, akan diangkat sebagai
pemimpin kelompok dalam usaha mengatasi masa kritis tersebut. Ancaman internal
dan ancaman eksternal, merupakan tawaran bagi kesempatan yang baik untuk
timbulnya kepemimpinan.
Guide 36 : The Characteristics of a leader, and the type of leadership he
displays, reflect the goals ad norms of the group and the leader's personality (Karakteristik
seorang pemimpin dan tipe kepemimpinan yang diperankannya, mencerminkan tujuan
dan norma-norma kelompok dan kepribadian kelompok)– page 432
Pada panduan ini menjelaskan
penampilan kepemimpinan setiap pimpinan berbeda-beda. Hasil penelitian faktor
analistis memperlihatkan bahwa perbedaan-perbedaan individual dalam perilaku
pemimpin ditentukan oleh 2 dimensi utama kepemimpinan, yaitu : “pertimbangan”
dan “pemberi inisiatif serta “memberi pengarahan”.
Untuk tampil sebagai pemimpin, orang haruslah mampu diamati oleh
anggota kelompoknya sebgai”one of us”, sebagai “the most of us”, dan sebagai
“the best of us”.
Guide 37 : Group tend to
undergo self-stabilizing changes in structure and leadership as a cosequence of
internal conflicts, external forces, and shift in membership (Kelompok
cenderung untuk mengalami perubahan-perubahan kearah yang stabil dalam struktur
dan kepemimpinannya sebagai suatu konsekuensi dari konflik-konflik internal,
kekuatan-kekuatan eksternal dan pergeseran-pergeseran dalam keanggotaan)– page 448
Pada panduan ini diantaranya menjelaskan kelompok itu berada,
berkembang, tumbuh atau mati sebagai fugsi efektifitas itu dalam melayani
keinginan anggota-anggotanya. Kerja, agama, kegiatan rekreasi, bahkan usaha
perseorangan yang tradisional seperti penelitian ilmiah, semuanya berkembang
menjadi “group project”. Jelaslah bahwa lukisan dari pada kelompok efektif,
studi tentang faktor-faktor yang enigkatka atau mengurangi prestasi
(achievement) kelompok, merupakan masalah penting didalam masyarakat kita yang
semakin rumit dan interdependen.
Efektifitas kelompok dapat dilihat dan dinilai didalam bermacam-macam
cara. Tiap kelompok mempunyai kriteria utama mengenai efektivitasnya. Kriteria
utama dari suatu kelompok adalah sejumlah sifat dari kelompok itu, misalnya
dalam satu kelompok persaudaraan, kriteria pokok adalah sejumlah kepuasan
terhadap kegiata-kegiatan persaudaraan.
Guide 38 : The effectiveness of a group depends partly upon its structural
characteristics-its size, member composition, status structure, channels of
communication (Efektifitas suatu kelompok tergantung sebagian karakteristik structural
kelompok itu sendiri seperti luas kelompok, komposisi anggota, struktur status,
jalur-jalur komunikasi kelompok itu) – page 458
Pada panduan ini menjelaskan efektifitas suatu kelompok tergantung
sebagian pada karakteristik struktural kelompok itu sendiri. Mengingat efektifitas kelompok adalah sebagai
fungsi karakteristik struktural kelompok itu, maka perlu dibahas
masalah-masalah yang relevan serta mengemukakan beberapa data yaitu : luas
kelompok, komposisi kelompok, status hierarchy kelompok, dan jalur-jalur
komunikasi dalam kelompok.
Guide 39 : The effectiveness of a group is determine partly by nature of the
interactions among the members-leadership style, interdependence of motivation,
friendship relations (Efekltifitas kelompok sebagian ditentukan oleh tabiat saling
mempengaruhi antar sesame anggota, seperti : gaya kepemimpinan, ketergantungan
motivasi dan hubungan persahabatan) – page 471
Pada panduan ini menjelaskan produktivitas kelompok tergantung sebagian
pada variabel intermediate, seperti sifat-sifat interkasi kelompok, gaya
kepemimpinan, kebebasan motivasi anggota, ketergantungan motivasi kelompok dan
jumlah serta kualitas hubungan persahabatan. Kualitas dan gaya kepemimpinan
sangat penting dalam penetapan produktivitas dari dua kelompok, yaitu kelompok
kreatif dan kelompok kerja. Dimensi tingkah laku kepemimpinan yang tetap
terdapat untuk meningkatkan produktivitas kelompok termasuk perkiraan dari
efektifitas pemimpin umum dari pengawasan ketat, serta orientasi kepegawai.
Produktivitas kelompok dalam memenuhi fungsinya jelas tergantung pada keinginan
para anggota untuk bekerja bagi tujuan kelompok.
Guide 40 : The roles which the individual performs in his serious groups both
reflect and enduringly shape his personality (Peranan yang ditampilkan oleh individu di dalam
berbagai jenis kelompok mencerminkan dan membentuk kepribadiannya) – page 488
Pada panduan ini menjelaskan, karena setiap individu telah memiliki
satu set kognisi, keinginan, dan sifat-sifat interpersonal respon yang khas atau
unik, maka cara ia menjalankan role-nya yang bermacam-macam itu akan khas pula.
Contohnya : mahasiswa suatu perguruan tinggi, dimana mereka sebagai mahasiswa
telah mengenal bermacam-macam individu dalam menentukan role-ya mereka sendiri
sehingga dipergunakan istilah-istilah “ Creaty Grind”.
Dari sisi kepribadian dalam panduan ini dijelaskan bahwa kepribadian
diperoleh anggota kelompok dari berbagai kelompok. Disini dibahas yang paling
banyak mewarnai pribadi kita adalah pegalaman yang paling lama da paling banyak
dialami. Sebagai contoh : Business man, aktor yang baik, dan lain-lain.
Guide 41 : The conformity or independence of the individual under group pressure
depends upon the nature of the situation and the characteristics of the
individual (Konformitas atau kemandirian individu atas tekanan kelompok tergantung
pada hakekat situasi dan karakteristik individu)– page 504
Pada Paduan ini dipertimbangkan cara yang lebih
luas dimana masyarakat dan kelompok berusaha memberikan pengaruh-pengaruh pada
tingkah laku dan kepribadian individu melalui peranan sosial yang ia tampilkan.
Ada juga cara-cara yang langsung dan segera dimana kelompok menjadi pengontrol
tingkah laku individu.
Seperti halnya perbuatan individu untuk
”interpersoal event” didalam hubungan tatap muka dengan anggota-anggota
kelompok, ia sering berada dibawah tekanan kelompok, untuk meyesuaika diri
dengan keputusan, kepercayaan dan perbuatan dan perbuatan kelompok. Intinya
membahas yang ada hubungannya dengan ”Governing Conformity” (penyesuaian
individu kepada kelompok ).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar