Tidak pernah terbayangkan kalau seandainya penyiaran radio
berhenti dan diam membisu tanpa bunyi?
Atau pernah tidak berpikir bahwa penyiaran radio yang sekarang ini kita
dengar adalah dampak sebuah proses perkembangan teknologi dan komunikasi yang
panjang. Kita hidup dimasa sekarang ini dengan mudah dapat menikmati penyiaran
radio dan telinga kita dimanjakan melalui bunyi-bunyian dan suara. Boleh jadi
kita tidak tahu pasti bahwa penyiaran radio sudah masuk dalam kehidupan
manusia, langsung maupun tidak langsung bisa merubah kebiasaan sosial, dan
mencerna berita atau memperoleh informasi yang datangnya dari luar rumah
melalui reporter atau penyiar sebuah stasiun penyiaran radio. Penulis sependapat dengan kebanyakan
peneliti kepenyiaran yang mengatakan bahwa dampak sosial penyiaran radio memang
belum sepenuhnya terukur, tetapi indikasinya bisa dirasakan bahwa penyiaran
radio bisa menjadi kekuatan baru dalam masyarakat. Penyiaran radio sebagai media, sering menjadi
alat penghubung dalam kehidupan sehari-hari. Coba Anda rasakan ketajaman
pesan-pesan yang disampaikan penyiaran radio terasa personal. Kekuatan medium
radio ini sudah mulai terasa seabad yang lalu, perubahan semakin nyata dan
sangat jelas bagaimana tanggapan masyarakat dalam kehidupan sekarang terhadap
penyiaran radio ini. Dari banyak penelitian dampak itu sangat signifikan
khususnya pengaruh penyiaran radio dalam kehidupan sosial. Penyiaran radio
merupakan suatu media yang paling pribadi dan merupakan media yang jauh lebih
besar dari hidup ini. Dari Kajian
literatur kepenyiaran, Chester , Garrison, dan Willis dalam bukunya “Television
and Radio“ menyatakan bahwa penyiaran sebagai pancaran melalui ruang
angkasa oleh sumber frekuensi dengan sinyal yang mampu diterima di telinga atau
didengar dan dilihat oleh publik umum. Beberapa tipe penyiaran: penyiaran bunyi
standard atau AM
(Amplitude Modulation) dan
penyiaran FM (Frequency Modulation) bentuk ketepatan tinggi dari bunyi
pancaran. Straubhaar
dan LaRose, dalam bukunya “Media Now“ menyebutkan AM
adalah kependekan dari Amplitudo Modulasi, yang berarti bahwa informasi suara
dibawa melalui perubahan ketinggian atau amplitudo gelombang radio. Didalam
sebuah sistem radio AM, arus listrik yang keluar dari mikropon, atau peralatan
rekaman elektronik digabung dengan gelombang elektromagnetik yang berfrekuensi
tinggi berhubungan dengan frekuensi saluran radio tertentu. Lebih lanjut disebutkan bahwa dalam
radio FM, informasi suara dibawa oleh getaran frekuensi yang harmonis dari
gelombang radio disekitar pusat frekuensi yang dibawa. Kemudian Sullivan, Hartley, Saunders, Montgomery , dan Fiske, dalam bukunya “ Key Concept in Communication and Cultural
Studies “, menyebutkan bahwa penyiaran adalah pengiriman pesan melalui
media televisi atau radio dengan tidak dikontrol secara teknik oleh penerima. Watson dan Hill, dalam bukunya “A
Dictionary of Communication and Media Studies“ mengatakan media sering
disebut sebagai pekerjaan yang berkaitan dengan siaran dan aturan penyiaran
dalam meningkakan isi, tingkatan dan gaya sesuai yang diharapkan oleh pendengar.
Gambar diatas
menunjukkan bagaimana penyiaran radio FM menggunakan gelombang suara, suara
penyiar dirubah oleh listrik dengan menggunakan mikropon, sinyal listrik ini
digabungkan dengan sinyal pembawa yang berfrekuensi tinggi dan disiarkan ke
radio penerima. Radio penerima menyaring sinyal pembawa tersebut dan
menciptakan sinyal analog elektrik orijinal, yang dirubah oleh speaker menjadi
enerji suara. Jika
diperhatikan jangkauan wilayah penyiaran radio, sekarang ini banyak pengelola
yang ingin jangkauan siarannya bisa didengar semakin jauh. Tetapi
sebenarnya hal ini tergantung dari
kebijakan pengelola itu sendiri, karena semakin kuat daya pancar maka semakin
jauh bisa didengar di banyak wilayah. Namun persoalannya dalam mewujudkannya
akan ada catatan tersendiri bagi pengelola. Hal yang paling esensial adalah
masalah “dana“ yaitu biaya harus dikeluarkan untuk mengopersikan sistem
penyiaran radio tersebut. Sebut saja jika Harley FM merencanakan cakupan
siarannya semakin luas maka harus merencanakan dengan matang dari sisi teknik
misal: seberapa tinggi menara yang harus dibangun, mengukur ketinggian
permukaan tanah, menggunakan antena apa, dan pemancarnya dengan kekuatan
berapa, serta masih banyak lagi hal-hal yang perlu dihitung. Akan tetapi dalam perkembangannya sekarang
ini, khususnya di Indonesia, Departemen Perhubungan melalui Keputusan Mentri
Nomor ; KM 27 Tahun 2004, tentang Penetapan dan tata cara pengalihan kanal
Frekuensi radio bagi Penyelenggara Radio Siaran FM ( Frequency Modulation ), di atur dalam pemetaaan frekuensi
menurut kota dan kekuatan pemancar atau daya jangkau bagi pengguna penyiaran
radio FM. Dari data yang penulis dapatkan, pembagian kelas ini berdasarkan
Ibukota, Ibukota provinsi, Ibukota Kabupaten, dan Kota kabupaten, sebagai
berikut:
Penerima radio (receivers)
di masyarakat dari kajian penulis, paling tidak
memiliki satu set radio penerima. Selain di rumah, kepemilikan penerima radio didalam kendaraannya. Dengan
kemampuan yang sangat unik pada medium penyiaran radio ini, jika pendengar
tertarik maka penyiaran radio dapat dijadikan media menghibur atau media yang
dapat memberikan informasi. Radio penerima mudah dibawa kemana-mana, dan sesuka
pendengar, bisa di kamar, di Kantor, di tempat umum, atau perjalanan menuju
tempat beraktifitas. Pada kenyataannya penyiaran radio banyak diminati oleh
individu untuk memanfaatkan waktu luang atau sebagai pelengkap menjadi teman
penghibur ketika dalam perjalanan berkendara. Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa
peranan media penyiaran radio masih tetap berada dipemikiran dan telinga
masyarakat. Dengan potensi
pendengar yang menyebar dibeberapa wilayah cakupan, penyiaran radio bisa
dijadikan kekuatan utama media untuk hubungan kepentingan yang baik maupun
kepentingan yang buruk bagi masyarakat. Acara-acara yang ditawarkan oleh
penyiaran radio biasanya mencerminkan “need
and wants“ yang bernilai bagi masyarakat. Selama penyiaran radio terus
menerus menyiarkan program yang menjadi perhatian pendengar boleh jadi akan
menimbulkan nilai dan hasrat bagi kepentingan masyarakat, dalam hal ini berarti
antara harapan pendengar dan stasiun penyiaran radio ada kesesuaian. Akan
tetapi, bahwa acara itu disukai oleh masyarakat, maka acara tersebut bisa
dikatakan berhasil secara positif. Lebih
ekstrim lagi acara penyiaran radio bisa juga menimbulkan ketegangan bagi
masyarakat. Bukti nyata yang bisa dikaji adalah ketika awal-awal penyiaran
radio lahir di Amerika dan peristiwa ini menjadi bukti kekuatan media radio. Indikasi
pertama terjadi pada tahun 1933, ketika Franklin
D. Roosevelt memberikan pidato
kenegaraan pertamanya pada jutaan pendengar , meyakinkan mereka: “the only thing they had to fear was fear
itself ( Satu satunya hal yang harus ditakuti adalah ketakutan itu sendiri )“. Perbincangan Roosevelt’s pada pendengar – satu individu, sewaktu - waktu, dan
menunjukkan kekuatan penuh dari keefektifan suaranya.
Contoh lain dari sejarah penyiaran radio di
Indonesia, 10 November 1945, ketika pecah pertempuran Surabaya, misalnya Bung Tomo, melalui radio pemberontak
dengan gayanya yang khas telah membangkitkan semangat bertempur, bukan saja
dikalangan pemuda-pemudi Jawa Timur tetapi juga didaerah lain.
Kedua contoh itu merupakan kejadian yang sangat nyata penyiaran radio tentang dunia luar yang membuat masyarakat langsung mendengar secara jelas tentang kekuatan media penyiaran radio.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar