Menjadi penyiar radio memang sangat
menyenangkan, itu menurut kebanyakan yang sudah menerjuni profesi ini Menurut
Anda bagaimana? Pertanyaan ini yang menggelitik penulis untuk menelusurinya dan
boleh jadi bisa merupakan referensi yang bermanfaat bagi yang ingin
mendalaminya atau mengoptimalkan kemampuan menjadi penyiar radio. Sebenarnya
profesi ini tidak cukup hanya dengan bermodalkan bisa bicara saja, penurut
penulis lebih dari itu. Banyak yang perlu dipelajari dan dipahami dari
sistematika penyajian siaran pada medium yang sangat unik ini. Penyiar radio
adalah komunikator dalam kaitannya dengan proses komunikasi. Penyiar radio
adalah pengirim pesan untuk khalayaknya. Jadi bisa dibayangkan betapa tidak
mudahnya menjadi penyiar radio itu.
Jangan membayangkan mudahnya penyiar radio yang sudah jadi, begitu
rileksnya bicara menyampaikan pesan, begitu akrabnya membangun suasana dengan
pendengar, menyajikan lagu yang enak didengarkan. Tapi seharunya kita bayangkan
adalah bagaimana penyiar radio tersebut bisa mencapai keahlian seperti itu.
Proses yang dibangun untuk pencapaian keterampilan penyiar radio memang tidak
begitu saja diperoleh, hal ini tentu saja ada proses. Proses inilah yang menentukan seseorang bisa
jadi penyiar atau tidak. Proses ini pula yang harus dilalui dengan keseriusan
untuk optimalisasi pencapaian . Pertanyaan yang muncul proses apa ? ya , proses pebelajaran kepenyiaran radio
secara terus menerus untuk memahami, dan dapat melaksanakan dengan baik profesi
di bidang kepenyiaran.
Pada dasarnya setiap orang bisa jadi penyiar radio, dengan syarat “tidak
bisu”. Seorang filsup Aristoteles
mengatakan bahwa komponen komunikasi itu ada tiga hal penting, yaitu : “Science
( Ilmu Pengetahuan)”, “Art (Seni)“, dan “Skill (Keterampilan)”.
MODEL
ARISTOTELES
Diawal tadi disebutkan harus memahami model komunikasi untuk radio siaran.
Salah satu model komunikasi yang ada hubungannya dengan komunikasi radio siaran
adalah model komunikasi klasik Aristoteles, dimana unsur-unsurnya adalah: pembicara (speaker) dalam hal ini adalah penyiar,
kemudian pesan termasuk menulis di radio (message) dan materi siaran serta
pendengar (listeners). Model komunikasi ini memang sangat sederhana jika
ditinjau dari perspektif era masa kini. Kesederhanaan Aristoteles karena tidak
menyebutkan unsur-unsur lain seperti : saluran, umpan balik, efek, dan hambatan
komunikasi.
Tinjauan dari sisi science atau ilmu pengetahuan, adalah sebuah
proses yang panjang dari seseorang yang mempunyai keinginan menjadi penyiar
radio dengan terus belajar dan tidak cepat puas. Sebagai contoh misalnya
belajar memahami proses komunikasi siaran radio dengan model-model komunikasi
apa saja yang berkaitan dengan medium radio ini. Kemudian pahami pula
karakteristik medium radio dengan segala kekuatan dan kelemahannya. Pahami
spesifikasi musik dan bentuk siaran di radio. Selanjutnya pahami pula bagaimana
menulis di radio karena keterampilan
menulis akan sangat membantu melakukan siaran. Selain itu akan sangat membantu
ketika penyiar harus membuat naskah sendiri atau setidaknya bisa mengoreksi
tulisan orang lain untuk kepentingan siaran. Menulis di radio akan sangat
berbeda dengan media cetak. Kemudian yang perlu dipelajari lainnya adalah
bagaimana bicara didepan mikropon, mulai dari gaya bicara hingga kualitas suara
yang perlu ditampilkan. Penyiar radio perlu juga memahami fungsi dan cara kerja
peralatan siaran seperti “audio console”; “CD player”,”Tape player”,
“Turntable”, "Computer", dll. Selain paham penyiar harus mengetahui juga bagaimana
mengoperasikannya. Setelah semua pendukung siaran dimengerti maka jangan lupa
tingkatkan wawasan pengetahuan baik sosial, budaya, politik, ekonomi, dan lain
sebagainya untuk referensi materi bicara dari berbagai aspek kehidupan dan
keilmuan. Sedangkan dari sisi “Art”,
bahwa setiap orang memiliki seni tersendiri, baik dalam bicara maupun
keindahan. Oleh karena itu seorang penyiar harus bisa tampil menarik ketika
melakukan siaran sehingga bisa menarik perhatian pendengar. Jadilah diri anda
sendiri dan jangan menjadi orang lain.
Komponen selanjutnya adalah “ Skill” atau keterampilan, untuk hal
ini mau tidak mau, suka tidak suka dalam upaya optimalisasi pencapaian
keterampilan kepenyiaran radio perlu melakukan latihan secara terus menerus
agar menjadi kebiasaan. Jika sudah terbiasa maka proses selanjutnya adalah
meningkatkan hal-hal lain yang berhubungan untuk menjadi penyiar radio
profesional.Dari
kajian perspektif model komunikasi aristoteles, persuasi penyiar terhadap
pendengar dalam siaran radio, dapat dicapai oleh Siapa Penyiarnya (etos-Keterpercayaan Penyiar), Apakah
penyiar bisa dipercaya atau tidak, kemudian Argumen Penyiar (logos-logika
pendapat penyiar), cara berpikir atau sistimatika penyampaian materi siaran,
serta bagaimana memainkan emosi pendengar (pathos-
emosi khalayak). Dengan kata lain, faktor-faktor yang memainkan peran dalam
menentukan efek persuasif suatu siaran akan meliputi : isi siaran, susunan
siaran, dan cara penyampaian penyiarnya. Jadi mengikuti pemikiran Aristoteles
ini bahwa model komunikasi siaran difokuskan pada terjadinya komunikasi yang
disengaja dimana penyiar radio berusaha membujuk pendengar untuk menerima
siarannya.
Model Komunikasi klasik - Aristoteles
Bahwa
penyiar radio itu menjadi diminati oleh pendengar, karena persuasi telah
berlangsung melalui pendengar, mereka diarahkan oleh siaran itu kedalam keadaan
emosi. Jadi kita harus menyadari persuasi siaran akan dipengaruhi pula oleh
peran pendengar. Yang jelas model komunikasi aristoteles ini telah
mengilhami penulis dalam mengkaji unsur-unsur penyiar radio.
MODEL
SMCR
Dari model komunikasi Aristoteles yang klasik,
penulis tambahkan beberapa model komunikasi yang ada
hubungannya dengan komunikasi siaran radio yaitu model SMCR
(Source-Message-Channel-Receivers). Watson and Hill mengungkapkan
bahwa tidak ada catatan aliran komunikasi, asumsi yang pasti sulit
dipahami seperti garis – dalam sebuah garis dari sumber ke penerima. Dari Kedua
elemen umpan balik dan interaksi adalah dinyatakan
secara tidak langsung dari pada dibuat
jelas. Dalam sebuah kesuksesan tindakan komunikasi , Model Berlo’s menyarankan,
keterampilan dari sumber dan penerima harus menjadi sebuah tingkat
pertimbangan, dicocokan satu sama lain. Kesamaan dinyatakan untuk sikap,
nilai, dan pengetahuan. Model analisis penghargaan dan pengujian,
khususnya gambaran dari pesan.
Aplikasinya pada siaran radio model Berlo’s
ini, Penyiar dan Pendengar akan banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor keterampilan
komunikasi, sikap, pengetahuan, sistem sosial dan budaya. Pesan siaran dikembangkan berdasarkan elemen,
struktur, isi, perlakuan dan kode. Salurannya berhubungan dengan pancaindera
khususnya mendengar. Kelebihan model ini tidak terbatas pada komunikasi publik
atau komunikasi massa, tetapi juga komunikasi antarpribadi seperti yang
dimiliki oleh medium radio, pendekatan massa dan personal. Memperhatikan model Berlo’s ini, S adalah source
yang berarti sumber,
pada konseptual adalah
Penyiar. M
adalah Message yang berarti pesan, pada tingkat konseptualnya
adalah materi siaran, isi
Siaran. C adalah Channel artinya saluran atau media, pada
tingkat konseptualnya adalah Radio (Radio Siaran), dan R
adalah receiver atau
komunikan yang pada tingkat
konseptualnya berarti Listeners (Pendengar).
Model
SMCR
Model ini lebih menitik beratkan kepada
kelompok khusus yang bertanggung jawab melaksanakan fungsi korelasi, misalnya
dalam lingkungan radio siaran seorang penyiar radio membantu mengkorelasikan
atau mengumpulkan respon orang-orang terhadap informasi baru. Pada model
Laswell inipun tidak semua komunikasi bersifat dua arah, dengan suatu aliran
yang lancar dan umpan balik yang terjadi antara pengirim (Penyiar) dan penerima
(Pendengar). Dalam suatu masyarakat yang
kompleks, banyak informasi yang difilter oleh pengendali pesan- editor,
penyensor atau propagandis, yang menerima informasi dan menyampaikannya kepada
publik dengan beberapa perubahan atau penyimpangan. Lasswell mengatakan pula
bahwa penting bagi masyarakat untuk menemukan dan mengendalian faktor-faktor
yang mungkin mengganggu efisiensi komunikasi.Model Laswell jika diaplikasikan dalam komunikasi siaran radio adalah
unsur (Who-komunikator/Penyiar,)
merangsang pertanyaan mengenai pengendaliam pesan, sedangkan unsur pesan (Say What-
pesan/ bahan untuk analisis isi siaran radio), Saluran komunikasi (In which channel-
media/dikaji dalam analisi media radio), Unsur penerima (To whom –
Receiver/ Pendengar- dikaitkan dengan analisis khalayak), dan unsur pengaruh (With what effect –
Influence/ akibat yang ditimbulkan pesan komunikasi pada pendengar).
|
MODEL AIDA
Sedangkan Model AIDA , untuk tahap-tahap dasar penyiaran radio adalah
: A - menciptakan perhatian; I - menimbulkan ketertarikan; D
- meningkatkan atau mempromosikan hasrat atau keinginan; A - merangsang
tindakan atau bereaksi terhadap suatu tindakan.
Bovee
dan Thill mengatakan satu kekhususan versi dari
perencanaan AIDA, yang mana memiliki empat tahapan : (1) perhatian, (2)
tertarik, (3) hasrat atau keinginan , (4) Tindakan. Dalam tahapan perhatian,
Anda meyakinkan pendengar dengan benar pada awal bahwa anda memiliki sesuatu
yang berguna atau menarik untuk dikatakan. Pendengar ingin mengetahui, Apa
isi pesan untuk saya ? Pada tahap tertarik , anda menjelaskan bagaimana pesan
berhubungan dengan pendengar. Melanjutkan thema yang anda mulai, anda
menggambarkan lebih detail dengan kata-kata. Tujuan Anda adalah untuk mendapatkan pikiran pendengar. Ini adalah
sebuah ide yang menarik; mungkinkah ini dapat memecahkan masalah saya ? Pada
tahap tindakan, anda menyarankan tindakan yang anda ingin pendengar
mengambilnya. Seluruh pesan persuasif
diakhiri dengan sebuah sessi yang
mendorong tindakan spesifik, tetapi bagian terakhir adalah lebih dari sebuah
pernyataan seperti : ”Adakan program
ini dengan segera". Pada kenyataannya, bagian
ini menawarkan sebuah
kesempatan baik untuk pengingat terakhir
dari keuntungan utama yang akan disadari
oleh pendengar dari tindakan yang diambil sesuai yang anda inginkan. Rahasia
dari tahapan tindakan ini adalah membuat mudah bertindak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar